Pamungkas, Raden Wahyu (2008) PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS FRAKTUR FEMUR SEPERTIGA TENGAH DEXTRA POST OPERASI ORIF DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO PROF. Dr SOEHARSO. Diploma thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
|
PDF
J100050042.pdf Download (313kB) |
|
PDF
J100050042.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) |
Abstract
Fraktur femur adalah suatu discontinuitas dari jaringan atau struktur tulang femur pada seluruhnya atau sebagian. Biasanya disebabkan oleh adanya benturan atau trauma langsung maupun tidak langsung yang biasanya diikuti dengan kerusakan jaringan otot, pembuluh darah, ligament disekitarnya dan pensyarafan dari sekitar fraktur femur, oleh karena itu perlu mendapatkan upaya yang serius dalam pengembalian fraktur femur 1/3 tengah dextra ini dengan tepat dengan jalan operasi, untuk mencegah komplikasi yang mungkin ditimbulkan dan untuk mengatasi gangguan fungsi dan gerak pada pasien. Pada patah tulang femur ini dapat menimbulkan permasalahan antara lain: 1) adanya nyeri diam, nyeri tekan dan nyeri gerak pada tungkai kanan, 2) adanya pembengkakan (oedem) pada tungkai kanan , 3) adanya spasme otot pada tungkai atas dan bawah yaitu m. Quadriceps, m. Hamstring dan m. Gastroc. sebelah kanan, 4) adanya keterbatasan lingkup gerak sendi pada tungkai kanan yaitu pada Hip joint dan knee joint, 5) Penurunan kekuatan otot tungkai kanan, 6) permasalahan kemampuan fungsional yaitu gangguan aktifitas jalan dan aktivitas sehari-hari yang melibatkan sendi hip dan knee pada tungkai kanan. Dalam penangganan guna memperoleh hasil yang efektif dan efisien maka penulis melakukan suatu metode pemeriksaan derajat nyeri dengan VDS, keterbatasan gerak dengan (LGS) dengan goneometer, bengkak dengan pengukuran Antropometri dengan midline, sepasme otot dengan palpasi dan kemampuan fungsional dengan Index Katz. Dalam hal ini untuk membantu mengatasi permasalahan yang ada maka digunakan modalitas terapi latihan berupa Statik Contraksi, Pasive movement (Relaxed passive movement), Active exercise (Free active exercise, Resisted active exercise), Hold rillexed dan latihan transfer serta ambulasi. Setelah dilaksanakan enam kali terapi dengan modalitas terapi latihan tersebut didapatkan hasil sebagai berikut: (1) berkurangnya nyeri diam T1 : 3 (nyeri sangat ringan), T6 : 1(tidak nyeri), nyeri gerak T1 :6 (nyeri berat), T6 : 4 (nyeri ringan), nyeri tekan T1: 5 (nyeri cukup berat), T6: 3 (nyeri ringan), (2) lingkup gerak sendi (LGS) T1: aktif hip kanan S: belum mampu, F= belum mampu, T1: pasif hip kanan, S:5-0-20, F:15-0-15, T6: aktif hip kanan S:10-0-60, F:35-0-20, T6: pasif hip kanan, F: 45-0-25, S: 15-0-90, T1 aktif knee kanan S: belum mampu, T1 pasif knee kanan S:0-0-20, T6 aktif knee kanan S:0-0-70, pasif knee kanan S:0-0-130, (3) Antropometri berkurangnya bengkak (oedema) dari T1 sampai T6 mengalami penurunan, (4) Spasme pada tungkai atas kanan dari T1, quadriceps (3), hamstring (3), gastrocnemius (3), menjafi T6, quadriceps (1), hamstring (1), gastrocnemius (1). (5) Aktifitas fungsional dapat dievaluasi bahwa pasien sudah dapat berjalan dengan alat bantu Kruk dengan metode NWB (Non Wieght Bearing) secara mandiri.
Item Type: | Karya ilmiah (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Fraktur femur, trauma, terapi |
Subjects: | R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Kesehatan > Fisioterapi D3 |
Depositing User: | Ari Fatmawati |
Date Deposited: | 11 Feb 2009 04:43 |
Last Modified: | 06 Jan 2012 04:25 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/928 |
Actions (login required)
View Item |