KUNTARI , FAJAR (2010) PERAN DAN CITRA PERPOLISIAN MASYARAKAT STUDI KASUS DI MASYARAKAT DESA SENTONO KECAMATAN KARANGDOWO KABUPATEN KLATEN 2010. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta .
|
PDF
A220060018.pdf Download (63kB) |
|
PDF
A220060018.pdf Restricted to Repository staff only Download (532kB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk 1). Mendeskripsikan bagaimana sistem perpolisian masyarakat. 2). Untuk mendeskripsikan kesadaran hukum masyarakat setelah adanya perpolisian masyarakat. 3). Untuk mendeskripsikan citra polisi di masyarakat setelah adanya perpolisian masyarakat. 4). Untuk mendeskripsikan peran perpolisian masyarakat terhadap peningkatan kesadaran hukum dan citra polisi di masyarakat. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan tentang kesadaran hukum dan citra polisi di masyarakat. Sumber data adalah primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan mencatat arsip atau dokumen. Analisis yang digunakan adalah model analisis interaktif. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dengan menganalisis data-data, keterangan, dan penjelasan yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Perpolisian masyarakat (polmas) adalah model pendekatan terbaru dari polisi yang menekankan kedudukan yang sejajar antara polisi dan masyarakat dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat dan bersama-sama mencari jalan keluarnya. Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) yang diharapkan bisa menjadi media penghubung antara polisi dan masyarakat kurang dapat memaksimalkan tujuan pembentukannya. Pada awal pembentukannya forum ini mengadakan pertemuan rutin 1X dalam sebulan guna membahas permasalahan yang terjadi di masyarakat, tetapi seiring waktu forum ini semakin jarang mengadakan pertemuan bahkan sekarang tidak ada pertemuan FKPM sama sekali dengan alasan kesibukan masing-masing anggota forum. Perpolisian masyarakat pada kenyataannya kurang mempengaruhi kesadaran hukum di masyarakat. Kesadaran hukum masyarakat lahir dan berkempang dipengaruhi dari faktor dari dalam diri pribadi seseorang, lingkungan juga berpengaruh pada kesadaran hukum seseorang tapi kembali lagi pada masing-masing orang menanggapi pengaruh yang terjadi pada dirinya. Citra polisi di masyarakat mengalami pasang surut. Pencitraan positif yang dibangun sebagai komitmen menuju profesionalisme polisi, ternyata sering 'dikotori' oleh ulah oknumnya sendiri sehingga polisi memperoleh citra yang negatif. Fenomena ini tampaknya menjadi siklusi dalam tubuh Polri (Kepolisian Republik Indonesia). Beberapa kasus yang biasanya terjadi dan menentukan baik buruknya citra Polri, di antaranya kasus penyalahgunaan wewenang, penganiayaan, perbuatan tidak menyenangkan, dan penyalahgunaan senjata api. Berbagai kasus tersebut seolah tidah pernah lepas dari tubuh Polri. Perpolisian masyarakat cukup membantu polisi dalam upaya memperbaiki citra polisi di masyarakat. Masyarakat menjadi lebih percaya pada polisi karena adanya hubungan yang sejajar antara polisi dengan masyarakat. kesimpulan diatas menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan perpolisian kurang dapat mempengaruhi kesadaran hokum masyarakat karena kesadaran hokum dipengaruhi diri pribadi masing-masing orang. Tetapi dengan perpolisian masyarakat citra polisi di masyarakat menjadi lebih baik karena ada hubungan yang sejajar antara polisi dan masyarakat. Hal itu terjadi juga karena masyarakat dikibatkan dalam menangani kasus yang terjadi di masyarakat dan bersama-sama mencari solusi/ penyelesaiannya.
Item Type: | Karya ilmiah (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Perpolisian Masyarakat, Kesadaran Hukum, Citra Polisi di Masyarakat |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Kewarganegaraan |
Depositing User: | Users 1504 not found. |
Date Deposited: | 26 Oct 2010 09:10 |
Last Modified: | 14 Nov 2010 13:34 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/8814 |
Actions (login required)
View Item |