FORMULASI SALEP MINYAK ATSIRI TEMU LAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.) BASIS SALEP LEMAK DAN PEG 4000 SERTA AKTIVITAS ANTIFUNGINYA TERHADAP Candida albicans

PRIMADANI , YAYIK DWI (2009) FORMULASI SALEP MINYAK ATSIRI TEMU LAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.) BASIS SALEP LEMAK DAN PEG 4000 SERTA AKTIVITAS ANTIFUNGINYA TERHADAP Candida albicans. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[img]
Preview
PDF
K100050198.pdf

Download (203kB)
[img] PDF
K100050198.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Minyak atsiri rimpang temu lawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) mengandung zat aktif yang memiliki aktivitas sebagai antifungi. Penggunaan minyak atsiri secara langsung tidak praktis untuk antifungi, sehingga perlu dibuat dalam bentuk sediaan topikal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh basis salep dan variasi konsentrasi minyak atsiri temu lawak terhadap sifat fisik salep dan daya antifunginya terhadap Candida albicans. Minyak atsiri rimpang temu lawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) dibuat dengan menggunakan alat destilasi Stahl, minyak atsiri yang diperoleh diuji sifa fisiknya yang meliputi indeks bias dan bobot jenis. Salep minyak atsiri dibuat dalam 2 basis yang berbeda yaitu basis salep lemak dan larut air yang masing-masing terdiri dari 3 formula dengan berbagai variasi konsentrasi minyak atsiri yaitu FI 3% FII 4% dan FIII 5% b/b. Salep diuji sifat fisik (viskositas, daya lekat, daya sebar dan pH) dan daya antifunginya terhadap dengan metode difusi padat. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan Kolomogorof-Smirnov, dilanjutkan dengan analisis anava dua jalan kemudian dilanjutkan dengan analisis uji t. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa salep basis lemak baik dengan minyak atsiri maupun tanpa minyak atsiri (kontrol basis) mempunyai daya lekat dan viskositas lebih kecil dibandingkan dengan salep basis larut air, sedangkan daya sebar salep basis salep lemak lebih luas dibandingkan dengan salep basis larut air Pada salep minyak atsiri temulawak basis lemak terdapat zona hambatan sebesar FI (H) 3% = 1,5 cm FII (H) 4% = 2,533 cm FIII (H) = 2,667 cm dan pada basis larut air FI (L) = 1,833 cm FII (L) = 2,133 cm FIII (L) = 2,330 cm, sedangkan untuk kontro basis salep lemak dan larut air tidak terdapat zona hambatan terhadap pertumbuhan Candida albicans.

Item Type: Karya ilmiah (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: minyak atsiri, (Curcuma xanthorriza Roxb.), salep, antifungi.
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Fakultas Farmasi > Farmasi
Depositing User: Kurnia Utami
Date Deposited: 25 Jun 2010 09:03
Last Modified: 15 Nov 2010 00:16
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/7784

Actions (login required)

View Item View Item