HUBUNGAN DOKTER-PASIEN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN

HARIWALUYO , RONY D E (2006) HUBUNGAN DOKTER-PASIEN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO29 TAHUN 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN. Thesis thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta .

[img]
Preview
PDF
R100040038.pdf

Download (159kB)
[img] PDF
R100040038.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (615kB)

Abstract

”Setiap manfaat yang akan kita dapati tentu akan mengalami sebuah resiko. Dan satu-satunya jalan menghindari resiko adalah tidak berbuat sama sekali”, kalimat ini merupakan salah satu ungkapan yang memberikan hikmah bagi kita bahwa dalam hidup manusia tidak lepas dari ketidaksengajaan atau kesalahan yang tidak dikehendaki dalam menjalankan profesinya, Seorang dokter dalam memberikan pelayanan medik pada pasiennya, pada hakikatnya selalu dituntut untuk lebih utamakan rasa puas pasiennya, yaitu dengan bertanggung jawab dalam upaya penyembuhan pasien. Bagaimanapun dokter berupaya untuk kesembuhan pasien, Tuhanlahyang menentukan. Kegagalan medik tidaklah selalu identik dengan malpraktik medik, karena dokter juga manusia biasa. Penelitian dilakukan 2 kali: pertama PENELITIAN TENTANG KEPUASAN PASIEN ATAU PENGUNJUNG PUSKESMAS OLEH DINAS KESEHATAN KOTA PEKALONGAN, kedua PENELITIAN TENTANG SOSIALISASI DAN KESESUAIAN UUPK NO.29 TH 2004 TERHADAP PRAKTIK KEDOKTERAN dari hasil penelitian didapatkan bahwa hubungan dokter- pasien terjalin dengan baik di tingkat Puskesmas di Kota Pekalongan, hal ini terlihat dari tingkat kepuasan pasien dan Puskesmas sebagai pilihan utama, namun pasien masih menuntut dokter sebagai penyembuh bukan sebagai manusia biasa yang berusaha menyembuhkan, tetapi di tingkat Puskesmas masyarakat masih banyak diam saja terhadap tuntutannya. Dari penelitian diatas dapat kita simpulkan bahwa UUPK ini masih perlu sosialisasi kepada masyarakat, dan juga tenaga dokternya, sehingga masyarakat tidak selalu meneriakan kata-kata malpraktek, karena tidak semua bentuk kegagalan, ataupun efek samping medis selalu terkait malpraktek, karena setiap tindakan untuk pengobatan baik itu oral, maupun injeksi, maupun operatif tidak terlepas dari resiko medik, tetapi dokter juga tidak bisa hanya berdiam diri melihat pasien yang membutuhkannya, selain itu menurut UUPK apabila pasien tidak mengetahui kewajibannya, dan melanggar kewajibannya, seperti yang terlihat dalam penelitian diatas, maka efek samping pengobatan itu tidak bisa dikatakan malpraktek.

Item Type: Karya ilmiah (Thesis)
Uncontrolled Keywords: Hubungan dokter-pasien
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Fakultas Pasca Sarjana > Magister Hukum
Depositing User: Users 1504 not found.
Date Deposited: 03 Jun 2010 09:14
Last Modified: 15 Nov 2010 05:28
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/7275

Actions (login required)

View Item View Item