HARNO , HARNO (2005) BUDAYA REKRUITMEN WARGA BELAJAR Studi Kasus tentang Rekruitmen Warga Belajar Kejar Paket B Setara SMP di SKB Pekalongan. Thesis thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
|
PDF
Q100030006.pdf Download (195kB) |
|
PDF
Q100030006.pdf Restricted to Repository staff only Download (601kB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empirik tentang rekruitmen warga belajar Warga Belajar Kejar Paket B Setara SMP yang diselenggarakan di Sanggar Kegiatan Belajar pekalongan dengan melibatkan peran lembaga SKB, pamong belajar, orang tua calon warga belajar, tokoh masyarakat, kepala desa, RT/RW serta kyai dalam pelaksanaan kegiatan rekruitmen Warga Belajar Kejar Paket B Setara SMP. Hasil penelitian dengan beberapa responden dengan menggunakan teknik cuplikan purposive sampling yaitu pengurus SKB, pamong belajar, orang tua calon warga belajar, tokoh masyarakat, Kepala Desa, RT/RW serta kiai dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan pencatatan dokumen. Wawancara, observasi digunakan untuk memperoleh data yang valid dan reliabel sedangkan dokumentasi untuk memperoleh data pelengkap, kemudian melakukan analisis data dengan menggunakan analisis interaktif. Dalam penelitian ini (pengumpulan data) yaitu meneliti ceritera yang sistematis, merekap hasil wawancara pada waktu terakhir didapatkan. Langkah selanjutnya peneliti mencoba membuat kesimpulan. Kesimpulan dalam penelitian tentang budaya rekruitmen Warga Belajar Kejar Paket B Setara SMP yang diselenggarakan di Sanggar Kegiatan Belajar Pekalongan sebagai berikut: Sistem rekruitmen Warga Belajar Kejar yang dilaksanakan di SKB melalui empat cara yaitu: lewat pengumuman, melalui leaflet (brosur atau lewat instansi atau dinas), sistem dari mulut ke mulut (mouth to mouht) serta sistem pintu ke pintu (door to door). Untuk mendukung empat sistem tersebut diperlukan dukungan berupa peran dari semua stakeholder. Peran Lembaga/Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dalam hal rekruitmen, pihak SKB telah bertindak sesuai kaidah formal kelembagaan (sebagai bagian dari Diklusepa) dan kaidah institusi yaitu sosialisasi ke lapangan untuk mendatangi calon warga belajar agar mereka dengan kesadaran pribadi mau menjadi warga belajar. Selain itu, secara institusi SKB merupakan penentu kebijakan dalam organisasi secara menyeluruh terhadap segala langkah yang akan ditempuh dalam rangka rekruitmen warga belajar. Peran Pamong Belajar adalah mensosialisasikan program Kejar Paket B sekaligus melakukan kegiatan identifikasi terhadap keinginan calon warga belajar sesungguhnya sehingga mereka mau mengikuti program yang diselenggarakan pihak SKB Pekalongan. Kegiatan identifikasi juga dimaksudkan agar memperoleh data yang akurat mengenai kondisi calon warga belajar Kejar Paket B. Peran orang tua/wali calon warga belajar dalam kegiatan rekruitmen warga belajar yakni dengan memotivasi sekaligus menjadi penyandang dana pendidikan bagi warga belajar. Peran tokoh masyarakat dalam kegiatan rekruitmen warga belajar Kejar Paket B setara SMP melibatkan partisipasi berbagai pihak termasuk peran para tokoh masyarakat terutama kepala desa beserta perangkatnya (RT, RW, Kadus, Kepala Lingkungan) di tempat tinggal calon warga belajar. Wujud nyata peran tersebut adalah menjadi koordinator dan fasilitator. Peran kyai dalam rangka rekruitmen warga belajar Kejar Paket B dilakukan dengan ikut dalam kegiatan sosialisasi sekaligus menjadi fasilitator. Dijadikanya kyai sebagai partner dalam sosialisasi Kejar Paket B karena kyai sering dianggap memiliki kharisma yang memungkinkan mereka dengan mudah menggerakkan para pengikutnya.
Item Type: | Karya ilmiah (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | budaya, rekruitmen, peran |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pasca Sarjana > Magister Administrasi Pendidikan |
Depositing User: | Mrs. Gatiningsih Gatiningsih |
Date Deposited: | 28 Apr 2010 02:16 |
Last Modified: | 15 Nov 2010 10:23 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/6737 |
Actions (login required)
View Item |