POTENSI MATA AIR UNTUK KEBUTUHAN IRIGASI TANAMAN PADI DI KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN

Raharjo, Adam (2008) POTENSI MATA AIR UNTUK KEBUTUHAN IRIGASI TANAMAN PADI DI KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[img] PDF
E100010024.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini berjudul Potensi Mata Air Untuk Kebutuhan Irigasi Tanaman Padi Di Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten . Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui potensi saluran teknis dan ½ teknis secara kuantitatif, mengetahui besarnya untuk kebutuhan air irigasi dan mengevaluasi ketersediaan air dan kebutuhan air irigasi di saluran teknis dan ½ teknis untuk tanaman padi di daerah penelitian. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder, antara lain kehilangan air selama penyaluran, perkolasi, data curah hujan, suhu udara, kelembaban udara relatif, lama penyinaran matahari, kecepatan angin, bentuk penggunaan lahan, jenis tanah, pola pergiliran tanaman, luas daerah irigasi, data sosial ekonomi, skema jaringan irigasi serta data debit mata air dan saluran irigasi. Metode yang digunakan adalah survey yang dilengkapi dengan data skunder. Analisa data menggunakan metode kuantiatif dan deskriptif. Untuk menghitung data curah hujan dengan Pollygon Thiessen, evaporasi dengan metode Penman, pengambilan data perkolasi, kebutuhan air irigasi yang meliputi air konsumtif (CWR), kebutuhan air untuk akar tanaman (PWR) dengan menggunakan perhitungan Empiris, Abdurrachim. Daerah penelitian terbagi menjadi dua sistem irigasi yaitu sistem irigasi teknis dan sistem irigasi ½ teknis. Sistem irigasi teknis mendominasi sistem irigasi yang ada didearah penelitian sedangkan sistem irigasi ½ teknis berada di empat desa yaitu Glagahwangi, Kapungan, Borongan, dan Kahuman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan potensi dari kedua sistem saluran tersebut dengan ditunjukkan besarnya efisiensi salurannya. 1. Untuk sistem irigasi teknis besar efisiensi salurannya sebesar 86,8% dan 78,9% dengan kehilangan air 13,2% dan 21,1% sedangkan 66,9% dan 50,8% untuk sistem irigasi ½ dengan besar kehilangan air 33,1% dan 49,2%. 2. Kebutuhan air untuk saluran irigasi teknis terbesar terjadi pada bulan Agustus I (5488.9 lt/dt) sedangkan terkecil terjadi pada bulan Januari I (250.91 lt/dt). Untuk kebutuhan air sistem irigasi ½ teknis terbesar terjadi pada bulan Juni I (1677,7 lt/dt) sedangkan kebutuhan terendah terjadi pada bulan Januari II (54,970 lt/dt). 3. Ketersediaan air yang ada di daerah penelitian yaitu debit yang masuk saluran pada tahun 2006, debit terbesar 5627 lt/dt terjadi pada bulan Februari II. Berdasarkan jumlah ketersediaan air dan kebutuhan air irigasi pada bulan-bulan tertentu daerah penelitian terjadi kekurangan air secara bersamaan dan hampir di seluruh areal persawahan. Pada suplai air irigasi dari saluran teknis terjadi kekurangan air pada bulan Mei II, Juni I & II, bulan Juli I, bulan Agustus I & II, bulan September I dan bulan Oktober I & II, sedangkan pada saluran ½ teknis terjadi pada bulan April I&II, Mei I&II, Juni I&II, Juli I&II, Agustus I&II, September I&II, Oktober I&II, November I&II, Desember I. Pada bulan-bulan tersebut beberapa areal persawahan sedang mengalami pola tanam padi dengan masa pertumbuhan sampai masak dan mengalami penggarapan pemindahan bibit sehingga pertumbuhan tanaman menjadi kurang optimal karena kekurangan air yang masuk ke areal persawahan.

Item Type: Karya ilmiah (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: potensi saluran teknis dan ½ teknis, air irigasi
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General)
Divisions: Fakultas Geografi > Geografi
Fakultas Geografi > Geografi
Fakultas Geografi > Geografi
Depositing User: Ari Fatmawati
Date Deposited: 16 Sep 2008 07:32
Last Modified: 22 Feb 2011 03:43
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/475

Actions (login required)

View Item View Item