MAWARTI, PUJI (2009) KAJIAN GAYA BAHASA METAFORA DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta .
|
PDF
A310050104.pdf Download (158kB) |
|
PDF
A310050104.pdf Restricted to Repository staff only Download (546kB) |
Abstract
metafora yang dipakai dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, 2) menggali makna gaya bahasa metafora yang dipakai dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Adapun objek dalam penelitian ini adalah bentuk gaya bahasa metafora dan makna gaya bahasa metafora yang dipakai dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Data dalam penelitian ini adalah kalimat yang mengandung gaya bahasa metafora. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dengan penerbit Bentang Yogjakarta tahun 2008.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik catat dan simak. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode agih dengan teknik lanjutan ubah ujud parafrase dan metode padan dengan teknik lanjutan referensial. Hasil dari penelitian ini adalah pada novel Laskar Pelangi ditemukan bentuk-bentuk gaya bahasa metafora seperti, mengikatkan diri pada biaya, melayang-layang, berkilauan karena air mata yang menggenang, menjelma menjadi sekuntum crinum gigantium, melepaskan belut yang licin, laki-laki cemara angin, menerangi nebula, mendinginkan suasana, pikirannya jernih dan kata-katanya bercahaya, pangeran keikhlasan dan sumur jernih ilmu pengetahuan, tersihir dalam senyap, kepala kaleng, kepala alumunium, berwajah seindah rembulan, ibu adalah pusat gravitasi hidup, perguruan Muhammadiyah adalah universitas kehidupan, Laskar Pelangi adalah umpan nasib, Mahar adalah magnet simply irresiable, lorong waktu, informasi adalah sumbu ilmu, Lintang ikan lele yang menggeliat dalam timbunan lumpur beku, dan lain sebagainya. Dari hasil analisis ditemukan makna-makna gaya bahasa metafora sebagai berikut: mengikatkan diri pada biaya bermakna menambah beban biaya, melayang-layang bermakna pikiran yang tidak karuan, berkilauan karena air mata bermakna menangis, menjelma menjadi sekuntum crinum gigantium bermakna wajahnaya berubah menjadi cerah, melepaskan belut bermakna melepaskan seorang anak yang mempunyai fisik kecil, kotor, dan tidak bisa diam, laki-laki cemara angin bermakna seseorang yang mempunyai fisik hitam, kurus, tinggi, dan kaku, mutiara-mutiara nan puitis bermakna kata-kata yang sangat berharga, dan lain sebagainya.
Item Type: | Karya ilmiah (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | gaya bahasa, metafora, novel |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah |
Depositing User: | Mrs. Gatiningsih Gatiningsih |
Date Deposited: | 03 Nov 2009 07:06 |
Last Modified: | 16 Nov 2010 04:54 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/4457 |
Actions (login required)
View Item |