TINJAUAN INTERAKSI OBAT PADA PENGOBATAN MALARIA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI RSUD ABEPURA KOTA JAYAPURA PROPINSI PAPUA TAHUN 2007

ANGGRAINI , FITRI KURNIA (2009) TINJAUAN INTERAKSI OBAT PADA PENGOBATAN MALARIA PASIEN DEWASA RAWAT INAP DI RSUD ABEPURA KOTA JAYAPURA PROPINSI PAPUA TAHUN 2007. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[img]
Preview
PDF
K100040130.pdf

Download (240kB)
[img] PDF
K100040130.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (651kB)

Abstract

Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang mematikan nomor satu dan menjadi prioritas utama penyakit tropis di dunia. Sejak tahun 2005, the lowest Annual Clinical Malaria Incidence (ACMI/1000) melaporkan kejadian tertinggi terjadi di Papua (223.8%). Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Abepura Jayapura, penyakit malaria merupakan penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat karena letak geografis yang berupa pegunungan dan lembah sehingga masih banyak terdapat rawa yang merupakan tempat hidup ideal bagi nyamuk. Dari studi ini diperoleh 1.241 pasien dewasa yang terdiagnosa malaria menjalani rawat inap selama periode 2007 dengan atau tanpa komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan obat antimalaria serta untuk mengetahui interaksi obat yang mungkin terjadi pada pengobatan malaria. Penelitian ini bersifat observasional (non eksperimental) yang dilakukan secara retrospektif dan dianalisis dengan metode deskriptif. Data diambil dari bagian rekam medik RSUD Abepura Papua secara keseluruhan dengan jumlah yang tercatat di buku register harian dan kartu rekam medik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien perempuan paling banyak menderita malaria, hal ini dapat dilihat dengan persentase sebesar 67% dibanding pasien laki-laki yang hanya sebesar 33%. Sedangkan rentang usia yang paling banyak menderita malaria pada tahun 2007 yaitu pasien dengan usia 30-60 tahun dengan total persentase 42% yang terdiri 28% pasien perempuan dan 14% pasien laki-laki. Golongan obat yang digunakan ada 4 yaitu golongan artemisin (21,93%), aminoquinolon (33,33%), tetrasiklin (23,25%), dan quinin (21,49%) dimana golongan obat yang paling sering digunakan yaitu golongan aminoquinolon. Interaksi antara obat antimalaria dengan antimalaria lainnya terjadi antara doksisiklin-quinin (8,07%), obat antimalaria dengan obat non-antimalaria terjadi antara doksisiklin-antasida (3,46%), obat non-antimalaria dengan obat non-antimalaria lainnya yang paling sering terjadi adalah Antasida-Ranitidin (4,61%).

Item Type: Karya ilmiah (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Malaria, Interaksi Obat, Pasien Rawat Inap, RSUD Abepura, Jayapura
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Fakultas Farmasi > Farmasi
Depositing User: Mrs. Gatiningsih Gatiningsih
Date Deposited: 01 Jul 2009 06:20
Last Modified: 16 Nov 2010 15:29
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/3322

Actions (login required)

View Item View Item