Syukur, Amin and , Arif Pristianto, SST., FT (2014) Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Post Orif Fraktur Tibia 1/3 Distal Dekstra Di Rsud Salatiga. Diploma thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
PDF (Halaman Depan)
COVER-INTISARI.pdf Download (324kB) |
|
PDF (Bab I)
BAB 1.pdf Download (49kB) |
|
PDF (Bab II)
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (173kB) |
|
PDF (Bab III)
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (273kB) |
|
PDF (Bab IV)
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (113kB) |
|
PDF (Bab V)
BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (44kB) |
|
PDF (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (40kB) |
|
PDF (Lampiran)
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (616kB) |
|
PDF (Naskah Publikasi)
NASKAH PUBLIKASI.pdf Download (383kB) |
Abstract
Latar Belakang: Pengertian fraktur menurut Price dan Wilson (2006) adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Sedangkan menurut Reeves, Roux dan Lockhart (2001) fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.Adapun permasalahan yang akan timbul baik kapasitas fisik berupa: adanya nyeri pada tungkai bawah kanan, adanya oedema pada ankle kanan, penurunan lingkup gerak sendi, penurunan kekuatan otot tungkai kanan serta masalah kemampuan fungsional. Untuk mengetahui berapa besar permasalahan yang timbul perlu dilakukan pemeriksaan, misalnya untuk nyeri dengan VDS, oedema dengan antropometri, penurunan lingkup gerak sendi dengan goneometer, kekuatan otot dengan MMT dan pemeriksaan kemampuan fungsional dengan indeks barthel. Dalam mengatasi permasalahan tersebut modalitas terapi latihan dapat diperoleh adanya pengurangan nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi, penurunan oedema, peningkatan kekuatan otot serta berkurangnya gangguan untuk aktivitas fungsional. Metode: Penelitian Karya Tulis ini menggunakan metode studi kasus dengan pelaksanaan terapi sebanyak enam kali. Hasil: Adapun hasil setelah dilaksanakan terapi sebanyak enam kali adalah sebagai berikut: nyeri diam dari T1= 2 dan T6=0, nyeri tekan dari T1= 4 dan T6= 1, nyeri gerak dari T1= 6 dan T6=3. Kekuatan otot pada tungkai bawah kanan dari T1= dorsal fleksi ankle 2, plantar fleksi ankle 2, inversi 3, eversi 3, menjadi T6= dorsal fleksi ankle 4, plantar fleksi ankle 4, inversi 5, eversi 4+. LGS ankle aktif T1= S: 10-0-35, F: 10-0-30 menjadi T6= S: 15-0-50, F: 15-0-35, pasif T1= S: 10-0- 40, F: 12-0-35 menjadi T6= S: 20-0-55, F: 16-0-38. Oedema pada malleolus lateral ke distal 5 cm T1= 25 cm menjadi T6= 24 cm, malleolus lateral ke distal 10 cm T1= 24 cm menjadi T6= 22 cm, malleolus lateral ke distal 15 cm T1= 24 cm menjadi T6= 22 cm. Untuk kemampuan fungsional pasien mengalami peningkatan T1= 73 menjadi T6= 90 dan sudah mampu berjalan tetapi dengan bantuan kruk. Kesimpulan: Dalam mengurangi nyeri dan masalah-masalah yang timbul fisioterapi dengan modalitas Terapi Latihan dapat mengurangi nyeri dan masalah yang dialami pasien. Dengan pemberian modalitas Terapi Latihan tersebut diharapkan nyeri, oedema, penurunan LGS, penurunan kekuatan otot dan penurunan kemampuan kapasitas fisik dan fungsional dapat diatasi sehingga pasien dapat kembali beraktivitas seperti sebelumnya.
Item Type: | Karya ilmiah (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Fraktur tibia 1/3 distal dextra, Terapi Latihan, Indeks Barthel |
Subjects: | R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology |
Divisions: | Fakultas Ilmu Kesehatan > Fisioterapi D3 |
Depositing User: | Users 4404 not found. |
Date Deposited: | 19 Mar 2015 01:56 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 12:32 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/32422 |
Actions (login required)
View Item |