Muinudin, Muinudin (2008) PENDIDIKAN AKHLAK DALAM PANDANGAN MUHAMMAD BIN SHALIH AL-UTSAIMIN. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
|
PDF
G000060091.pdf Download (304kB) |
|
PDF
G000060091.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Agama Islam sangat memperhatikan tentang keutamaan akhlak mulia, baik dengan cara penegasan, perintah ataupun memberikan motivasi untuk melakukannya dengan segala metode syar’i yang dapat mewujudkan akhlak mulia tersebut. .Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pendidikan akhlaq dalam pandangan Muhahammad Shalih Al-Utsaimin. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pandangan Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin tentang pendidikan akhlak Adapun manfaatnya dibagi menjadi dua, secara teoritis dan secara praktis. Secara teoritis penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran bagi Ilmu Pendidikan Islam pada umumnya dan pendidikan akhlak pada khususnya, terutama mengenai pandangan Muhahammad Shalih Al-Utsaimin dalam pendidikan akhlak. Secara praktis, dapat bermanfaat bagi para pendidik, pemikir di masa yang akan datang atau manusia seluruhnya dalam mensosialisasikan pendidikan akhlak terutama tentang pendidikan akhlak menurut Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin yang bisa diajarkan di masyarakat untuk di ambil manfaatnya yaitu sebagai bahan ilmu pengetahuan agar bisa di ambil pelajaran. Metode pengumpulan data adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya, Penelitian ini menyimpulkan bahwa bahwa Pendidikan Akhlak dalam Pandangan Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin adalah sebagai berikut : Pertama : Akhlak bermu’amalah dengan khaliq adalah dengan Menerima semua berita dari Allah Ta’ala dengan mempercayainya (membenarkannya), Menerima hukum-hukum-Nya dengan cara melaksanakan (menerapkan) dan Menerima takdir-Nya dengan sabar dan ridha. Kedua : Akhlak bermu’amalah dengan makhluk yaitu yang pertama adalah tidak mengganggu (menyakiti), kedua : Bersikap dermawan, ketiga : Bersikap ramah. Oleh karena itu Sesungguhnya kebaikan akhlak itu ada yang berupa tabi’at dan ada yang berupa hasil dari membiasakan diri. Dan kebaikan akhlak yang berupa tabi’at adalah lebih utama, karena merupakan karakter pembawaan manusia dan mudah dalam mengaplikasikannya dalam setiap keadaan. Akan tetapi akhlak yang berupa hasil dari membiasakan diri terkadang hilang dalam beberapa keadaan tertentu.
Item Type: | Karya ilmiah (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, akhlak |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc B Philosophy. Psychology. Religion > BJ Ethics |
Divisions: | Fakultas Agama Islam > Pendidikan Agama Islam (PAI) |
Depositing User: | Mrs Esti Handayani |
Date Deposited: | 16 Jun 2009 01:36 |
Last Modified: | 28 Oct 2011 04:13 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/2707 |
Actions (login required)
View Item |