LESTARININGRUM, ANDRI SUCI (2008) COPING KAUM GAY DALAM PENYESUAIAN SOSIAL MASYARAKAT DI YOGYAKARTA. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
|
PDF
F100040075.pdf Download (110kB) |
|
PDF
F100040075.pdf Restricted to Repository staff only Download (960kB) |
Abstract
COPING KAUM GAY DALAM PENYESUAIAN SOSIAL MASYARAKAT DI YOGYAKARTA Perilaku coping merupakan terjemahan dari Coping Behavior yang secara bebas diartikan sebagai suatu tingkah laku untuk menghadapi masalah atau tantangan yang menekan (Lazarus dalam Rustiana, 2003). Lazarus dan Folkman (1984) membagi coping menjadi 2 bentuk, yaitu: (1) Problem Focused Coping (PFC) adalah perilaku yang digunakan untuk mengurangi stressor, dengan mempelajari cara-cara atau ketrampilan yang baru dan (2) Emotion Focused Coping adalah perilaku coping yang digunakan untuk mengatur respon emosional individu terhadap stress. Sedangkan gay adalah sebutan homoseksual pada lakilaki. Coping yang dilakukan oleh kaum gay adalah merupakan usaha yang dilakukan oleh kaum gay agar dapat mengurangi tekanan yang ada di dalam dirinya saat bergaul dengan lingkungan sekitarnya. Sejauh ini tekanan yang muncul berasal dari masyarakat Yogyakarta yang sangat kental dengan adat ketimuran dan menganggap bahwa perilaku gay adalah sesuatu yang tabu. Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk memahami bentuk-bentuk strategi koping yang dilakukan oleh kaum gay dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial masyarakat di Yogyakarta. Petanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah strategi coping yang dilakukan oleh kaum gay dalam penyesuaian sosial masyarakat di Yogyakarta ? Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah kaum gay yang berada dalam suatu komunitas yang berada di jalan sukun no.21 Karang Bendok, Banguntapan Bantul, lebih dikenal dengan komunitas Vesta, sampel dalam penelitian ini adalah gay yang berusia kurang lebih 20-26 tahun, subjek berjumlah 5 orang dan dipilih menggunakan teknik incidental sampling. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, catatan lapangan dan lembar data diri. Metode analisis data yang digunakan Induktif Deskriptif, yaitu melaksanakan abstraksi setelah rekaman-rekaman fenomena khusus dikelompokkan menjadi satu, teori yang dikembangkan muncul dari bawah berasal sejumlah besar satuan bukti yang terkumpul dan saling berhubungan satu sama lain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kaum gay menggunakan kedua bentuk strategi coping yaitu Problem Focused Coping (PFC) dan Emotion Focused Coping (EFC). Problem Focused Coping atau tingkah laku coping yang berorientasi pada masalah yang dilakukan oleh kaum gay meliputi sikap kehatihatian, negosiasi, mencoba menganalisis penyebab permasalahan, dan melakukan penilaian kembali pada masalah. Sedangkan Emotion Focused Coping atau tingkah laku coping yang berorientasi pada emosi ditunjukkan oleh kaum gay dengan melakukan pengurangan beban masalah, pencarian arti, perilaku religiusitas, kontrol diri, memiliki rasa optimis, serta mencari dukungan sosial. Perilaku coping kaum gay yang berorientasi pada masalah menunjukkan hasil yang lebih sedikit dibandingkan dengan perilaku coping kaum gay yang berorientasi pada emosi. Dari uraian hasil penelitian yang telah didapat, maka para gay cenderung menggunakan bentuk Emotion Focused Coping sebagai cara untuk menekan masalah yang dihadapinya, hal ini dikarenakan perilaku mereka lebih banyak mengarah pada hal-hal yang bertujuan untuk mencegah emosi negatif agar tidak menguasai dirinya.
Item Type: | Karya ilmiah (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | SOSIAL MASYARAKAT |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Fakultas Psikologi > Psikologi |
Depositing User: | Mrs. Gatiningsih Gatiningsih |
Date Deposited: | 11 Jun 2009 08:54 |
Last Modified: | 12 Dec 2014 12:24 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/2512 |
Actions (login required)
View Item |