Anwar, Saiful and -, Dr.Syamsul Hidayat, M.Ag and , Dr.Aidul Fitriciada,SH,M.Hum (2013) Peranan Lembaga Keagamaan Islam Dalam Menanggulangi Kristenisasi (Studi Kasus Dampak Bencana Erupsi Merapi 2010 ) Di Boyolali. Thesis thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
|
PDF (Naskah Publikasi)
NASKAH_PUBLIKASI.pdf Download (685kB) |
|
|
PDF (Halaman Depan)
2.HALAMAN_DEPAN.pdf Download (1MB) |
|
|
PDF (Bab I)
3._BAB_I.pdf Download (188kB) |
|
PDF (Bab II)
4._BAB_II.pdf Restricted to Repository staff only Download (594kB) |
||
PDF (Bab III)
5._BAB_III.pdf Restricted to Repository staff only Download (221kB) |
||
PDF (Bab IV)
6._BAB_IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (301kB) |
||
PDF (Bab V)
7._BAB_V.pdf Restricted to Repository staff only Download (103kB) |
||
|
PDF (Daftar Pustaka)
8._DAFTAR_PUSTAKA.pdf Download (124kB) |
Abstract
Dalam tesis ini akan diteliti tentang permasalahan misi di balik bantuan kemanusiaan yang dilakukan oleh kelompok Kristen. Penelitian akan difokuskan pada batasan tempat dan waktu, yaitu pada lereng Merapi yang masuk di wilayah Boyolali yang meliputi daerah di tiga Kecamatan, yaitu Selo, Musuk dan Cepogo. Penelitian ini sangat penting, mengingat kristenisasi di Merapi jarang dilakukan, padahal kekristenan sudah masuk wilayah Merapi sejak puluhan tahun lalu, dengan mengembangkan berbagai lembaga, dari lembaga keagamaan, lembaga pertanian, dan lembaga kebudayaan. Selain itu, mereka juga mengembangkan pola bantuan tersistematik. Hal ini berbeda dengan anggapan umum yang berkembang tentang kristenisasi, dimana anggapan tersebut rata-rata mengasumsikan bahwa kristenisasi selalu memakai pola langsung dengan memberikan bantuan terlebih dahulu. Kristenisasi yang akan dibahas dalam penelitian ini bukan kristenisasi secara simple sebagaimana pandangan kaum muslimin pada umumnya. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah bahwa kristenisasi di Merapi pada umumnya memakai jalur inkulturasi budaya. Dan khusus untuk bencana erupsi, termasuk bencana erupsi 2010, menggunakan jalur bantuan. Metode yang dilakukan oleh para misionaris bukan metode penyiaran agama secara langsung, melainkan dengan memakai pola pengorganisasian social dan pemberdayaan. Metode penyiaran langsung tidak ditemukan selama penelitian. Tetapi terdapat sebuah dukuh yang didalamnya terdapat konversi keagamaan secara besar-besaran, yaitu di dukuh Rogobelah, serta beberapa dukuh lainnya juga terdapat konversi. Tentang besarnya kuantitas tidak diketahui, karena konversi tidak tercatat dalam catatan resmi, termasuk statistic pemerintah. Secara umum, kehidupan keagamaan di lereng Merapi tidak jauh berbeda dengan sebelum adanya bencana Merapi. Peran kelembagaan dalam menanggulangi pemurtadan relative membantu, meski tidak cukup. Peran kelembagaan cukup ketika memberikan bantuan social, tetapi bersifat tidak mengikat dan sementara. Peran kelembagaan yang diinginkan adalah sebagai konsolidasi ummat islam, dan hal ini relative sudah dilakukan oleh beberapa ormas, terutama NU. Dimana kader dan simpatisannya melakukan aktivitas keagamaan dan dakwah dengan menggunakan tradisi-tradisi keislaman, seperti tarekat, yasinan, atau sholawatan. Tetapi hal ini pun kurang mengakar, karena keadaan umum penduduk di lereng Merapi, tetap mempunyai rasa keagamaan Islam yang rata-rata relative rendah.
Item Type: | Karya ilmiah (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kristenisasi, bencana Merapi, peran lembaga keagamaan Islam |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc |
Divisions: | Fakultas Pasca Sarjana > Magister Pemikiran Islam |
Depositing User: | Ari Fatmawati |
Date Deposited: | 29 May 2013 06:22 |
Last Modified: | 25 Oct 2021 03:28 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/24275 |
Actions (login required)
View Item |