LARASWATI, DEVIANI AYU (2012) Perbandingan Efektivitas Larutan Madu 90% Dengan Ketoconazole 1% Secara In Vitro Terhadap Pertumbuhan Pityrosporum ovale. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
|
PDF (Halaman Depan)
_HALAMAN_DEPAN.pdf Download (634kB) |
|
|
PDF (Bab I)
_BAB_I.pdf Download (97kB) |
|
PDF (Bab II)
BAB_II.pdf Restricted to Repository staff only Download (421kB) |
||
PDF (Bab III)
_BAB_III.pdf Restricted to Repository staff only Download (137kB) |
||
PDF (Bab IV)
BAB_IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (148kB) |
||
PDF (Bab V)
_BAB_V.pdf Restricted to Repository staff only Download (69kB) |
||
|
PDF (Daftar Pustaka)
_DAFTAR_PUSTAKA.pdf Download (112kB) |
|
PDF (Lampiran)
_lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
||
|
PDF (Naskah Publikasi)
FULL_TEXT_NASKAH_PUBLIKASI.pdf Download (256kB) |
Abstract
Latar belakang: Ketombe adalah pembentukan skuama berlebihan di kulit kepala tanpa atau dengan tanda – tanda inflamasi ringan. Madu adalah produk alam yang mempunyai efek bakterisida, bakteriostatik, antijamur, antivirus, antioksidan, antitumoral, dan efek anti-inflamasi. Ketokonazol merupakan anti jamur yang bekerja menghambat sintesa ergosterol yaitu komponen yang penting untuk integritas membran sel jamur. Tujuan: Membandingkan efektivitas larutan madu 90% dan ketokonazol 1% secara in vitro terhadap pertumbuhan Pityrosporum ovale. Metode: Metode penelitian ini menggunakan desain eksperimental laboratorik. Sampel adalah Pityrosporum ovale dari hasil biakan isolat murni. Selanjutnya Pityrosporum ovale ditanam pada media SDA dan diinkubasi pada suhu 37o C selama 24 jam hingga didapatkan koloni jamur. Hasil biakan (+) diambil dengan menggunakan osse steril, diencerkan dalam larutan NaCl 0,9% steril dan dibuat sama kekeruhannya dengan larutan Mc-Farland 0,5 kemudian diambil 1 ml larutan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi lain ditambah 9 ml NaCl 0,9% (107 CFU/ml) lalu ambil diambil ±1 ml lagi dari larutan tersebut dan oleskan ke dalam cawan petri yang berisi SDA serta dibuat dua sumuran dengan diameter 4 mm kemudian masukan larutan madu 90% dan ketokonazol 1% pada setiap sumuran. Media dimasukkan ke dalam inkubator pada suhu 37oC selama 24 jam. Hasil: 10 media SDA yang mengandung larutan madu 90%, semua dinyatakan (-) / tidak terdapat zona inaktivasi atau tumbuh Pityrosporum ovale. 10 media SDA yang mengandung ketokonazol 1%, semua dinyatakan (+) terdapat zona inaktivasi atau tidak tumbuh Pityrosporum ovale dan 10 media SDA yang mengandung akuades steril (kontrol negatif), semua dinyatakan (-) / tidak terdapat zona inaktivasi atau tumbuh Pityrosporum ovale. Kesimpulan: Ada perbedaan antara efektivitas larutan madu 90% dengan ketokonazol 1% dalam menghambat pertumbuhan Pityrosporum ovale. Madu belum dapat dijadikan altenatif untuk pengobatan ketombe sedangkan ketokonazol dapat
Item Type: | Karya ilmiah (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | Rak J500/2012-16 |
Uncontrolled Keywords: | Ketombe, Pityrosporum ovale, larutan madu 90%, ketokonazol 1% |
Subjects: | Q Science > QK Botany |
Divisions: | Fakultas Kedokteran > Kedokteran |
Depositing User: | Ari Fatmawati |
Date Deposited: | 05 May 2012 06:30 |
Last Modified: | 07 Jul 2012 06:37 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/18543 |
Actions (login required)
View Item |