Indarsih, Indarsih (2008) TINJAUAN KEKUATAN DINDING PANEL BERTULANGAN BAMBU DENGAN BAHAN TAMBAH POLYESRTER, FIBERGLASS DAN LEM BETON. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
PDF
D100030102.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Dinding Panel adalah salah satu hasil dari perkembangan teknologi di bidang beton pra cetak. Dinding pracetak bukanlah suatu elemen struktural, yang mana dalam pemakaiannya diupayakan memiliki berat yang relatif ringan sehingga tidak memberikan beban yang berlebihan bagi struktur bangunan. Baja merupakan produk bahan tambang yang suatu saat keberadaannya akan habis. Untuk mengatasi problem tersebut, sebagai alternatif pengganti baja dicoba penggunaan bambu sebagai tulangan yang mempunyai kekuatan tarik yang tinggi, murah serta banyak tersedia. Penelitian yang dilakukan sekarang adalah mencari komposisi campuran mortar yang memiliki kuat tekan terbesar. Kemudian komposisi campuran mortar dengan kuat tekan terbesar dikombinasikan dengan beberapa variasi bahan tambah. Variasi yang dibuat antara lain mortar yang diberi bahan tambah lem beton, mortar dengan bahan tambah lem beton dan polyester, serta mortar dengan bahan tambah lem beton dan fiberglass. Prosentase bahan tambah lem beton 7,5% terhadap berat semen, sedangkan polyester dan fiberglass adalah 0%, 3%, 6%, 9% terhadap berat semen. Dari beberapa variasi campuran mortar tersebut akan diteliti campuran mana yang terbaik untuk dibuat sebagai dinding panel. Setelah diperoleh campuran terbaik maka campuran mortar tersebut dikombinasikan dengan tulangan berupa bambu apus/tali (Gigantochloa apus Kurtz) untuk dibuat dinding panel, yang bertujuan untuk meningkatkan tegangan lentur dinding panel tersebut. Tulangan yang digunakan ada 2 variasi bentuk, yaitu berbentuk anyaman susun dan anyaman silang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh komposisi campuran terbaik yaitu 1 semen : 5 pasir, dengan diperoleh kuat tekan pada usia 28 hari sebesar 10,690 MPa. Setelah diberi berbagai macam variasi bahan tambah, diperoleh bahan tambah lem beton 7,5% yang mempunyai kuat tekan mortar paling tinggi yaitu 7,996 MPa pada usia 28 hari. Terjadi penurunan kuat tekan sebesar 25,20% terhadap mortar murni. Kemudian dari mortar dengan bahan tambah dikombinasikan dengan tulangan bambu untuk dibuat dinding panel. Dengan 2 macam variasi tulangan, yaitu anyaman susun dan anyaman silang. Dari pengujian diperoleh nilai tegangan lentur rata-rata sebesar 5452,2 kN/m2 untuk dinding panel dengan bentuk tulangan anyaman susun, dan 4208,58 kN/m2 untuk dinding panel dengan bentuk tulangan anyam silang.
Item Type: | Karya ilmiah (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Mortar, polyester, fiberglass, lem beton, dinding panel, tegangan lentur |
Subjects: | T Technology > TH Building construction |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Sipil |
Depositing User: | Maria Husnun Nisa |
Date Deposited: | 28 May 2009 01:32 |
Last Modified: | 17 Nov 2010 04:14 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/1728 |
Actions (login required)
View Item |