PROJO, YUDISTIRO ANANTO (2011) Permukiman Town House Bagi Ekspatriat Eropa dengan Konsep Arsitektur Vernaculardi Surakarta (Penekanan Pada Budaya, Iklim, dan Dimensi Keluarga). Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
|
PDF (Halaman Depan)
Cover.pdf Download (302kB) |
|
|
PDF (BAb I)
BAB_I.pdf Download (415kB) |
|
PDF (Bab II)
BAB_II.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
||
PDF (Bab III)
BAB_III.pdf Restricted to Repository staff only Download (995kB) |
||
PDF (Bba IV)
BAB_IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
||
|
PDF (Daftar Pustaka)
DAFTAR_PUSTAKA.pdf Download (85kB) |
|
PDF (Lampiran)
Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (25MB) |
Abstract
Town House adalah unit permukiman milik pribadi keluarga tunggal yang menawarkan kenyamanan dan fasilitas yang sama dengan Single Family House kecuali adanya halaman samping. yang menempel dengan unit lainnya yang merupakan bagian dari unit-unit lain yang serupa dan berhubungan satu sama lain dibatasi oleh dinding tanpa bukaan atau akses, dan merupakan hunian independen yang memiliki kavlingnya sendiri. (Sumber : Surayya,1992). Kelebihan dari hunian Town House dibandingkan kompleks hunian biasa atau perumahan biasa adalah memiliki fasilitas bersama, seperti kolam renang, fitness centre, serta ruang terbuka. Karena itu, banyak yang menyebut jenis hunian tersebut dengan sebutan separuh apartemen, separuh rumah. Pada perkembangannya, banyak proyek property di Indonesia, terutama di kota besar dan pusat kota yang menggunakan nama Town House. Padahal kalau ditilik dari konsepnya berbeda dengan rumah deret yang sebenarnya. Sebagai contoh : ada sebuah proyek property yang membangun 100 unit rumah dan menyebut proyek tersebut sebagai Town House. Akhirnya, pengertian Town House menjadi rancu. Di Indonesia sendiri tren Town House mulai berkembang sejak pertengahan tahun 1990-an. Dimana pada waktu itu, kompleks hunian tersebut lebih membidik pasar ekspatriat. Karenanya, sebagian rumah-rumah di Town House kemudian disewakan kepada para pekerja berkewarganegaraan asing. Istilah Town House sendiri sebenarnya diadopsi dari Amerika Serikat. Di Amerika Serikat rumah deret dikenal dengan sebutan Row House. Tetapi pada akhirnya berubah istilah menjadi Town House untuk kepentingan promosi. (Sumber : Anna, 1992). Di Amerika, beberapa definisi menyatakan Town House sama dengan Row House, namun memiliki perbedaan yaitu tersedianya car port pribadi pada Town House. Town House menawarkan kenyamanan dan fasilitas yang sama dengan Single Family House kecuali adanya halaman samping. Di Australia, New Zealand, Eropa, Town House sama dengan Row House; yaitu berupa kompleks-kompleks kecil terdiri dari rumah-rumah yang dindingnya menyatu dan bisa memiliki fungsi bangunan bersama, misalnya garasi bersama. Target pasar biasanya pelajar, pasangan muda atau golongan ekonomi menengah. Pengertian umum Town House pada beberapa kasus di Indonesia dan Singapore merujuk pada hunian kelas atas dengan kelengkapan fasilitas komersial, hiburan dan komunitas dalam satu kompleks terpadu dengan hunian yang relatif terisolasi dari lingkungan sekitarnya. Jadi pengertian Town House disini tidak seperti di Eropa, yang hanya merupakan Row House. Kawasan kota Surakarta menjadi salah satu tempat yang layak untuk dibangun suatu hunian dengan konsep Town House. dikarenakan daerah ini mempunyai nilai jual tinggi. Bahkan, sebagian kalangan menilai tinggal Surakarta memiliki prestise yang lebih dibandingkan wilayah lain di seputaran Surakarta. (Sumber : Penulis).
Item Type: | Karya ilmiah (Skripsi) |
---|---|
Additional Information: | RAK D300/2011 - 17 |
Uncontrolled Keywords: | Permukiman Town House Bagi Ekspatriat Eropa Dengan Konsep Arsitektur Vernacular Di Surakarta. |
Subjects: | N Fine Arts > NA Architecture |
Divisions: | Fakultas Teknik > Teknik Arsitektur |
Depositing User: | Ari Fatmawati |
Date Deposited: | 08 Dec 2011 06:54 |
Last Modified: | 13 Jan 2012 08:47 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/15875 |
Actions (login required)
View Item |