FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD BIOMATERIAL HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM KULON PROGO YANG DISINTER PADA TEMPERATUR 1400°C

Wijaya , Kusuma (2011) FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD BIOMATERIAL HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM KULON PROGO YANG DISINTER PADA TEMPERATUR 1400°C. Skripsi thesis, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

[img]
Preview
PDF (halaman depan)
HAL_DEPAN.pdf

Download (566kB)
[img]
Preview
PDF (bab 1)
BAB_I.pdf

Download (22kB)
[img] PDF (bab 2)
BAB_II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (303kB)
[img] PDF (bab 3)
BAB_III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (305kB)
[img] PDF (bab 4)
BAB_IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (144kB)
[img] PDF (bab 5)
BAB_V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (16kB)
[img]
Preview
PDF (daftar pustaka)
DAFTAR_PUSTAKA.pdf

Download (11kB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat bahan biomaterial hidroksiapatit dari gipsum alam Kulon Progo kemudian mengkarakterisasi dengan pengujian XRD sebelum dan sesudah sintering. Bahan penelitian ini adalah serbuk hidroksiapatit dari gipsum alam kulon Progo. Variabel yang digunakan adalah sintering pada temperatur 1400ºC selama 3 jam. Alat yang digunakan dalam membuat hidroksiapatit adalah microwave melalui proses hydrothermal microwave, dan untuk sintering menggunakan furnace (dengan maksimal temperatur yang digunakan ±1600ºC), sedangkan karakterisasi material uji menggunakan mesin XRD (X-Ray Diffractometer). Sintesa HA dilakukan dengan teknik hydrothermal microwave dengan mereaksikan antara gipsum alam Kulon Progo (CaSO4.2H2O) dengan diammonium hydrogen phosphate [(NH4)2HPO4] kemudian hasil reaksinya dianalisa dengan pengujian XRD dan dibandingkan dengan HA 200 Jepang sebagai pembanding, kemudian disinter pada suhu 1400°C dan dianalisa dengan pengujian XRD lagi. Hasil sintesa HA dengan teknik hydrothermal microwave menunjukkan bahwa peak-peak XRD hidroksiapatit hasil reaksi menyerupai HA 200 Jepang dengan intesitas yang sangat kuat yaitu pada peak 31,800°, 32,921º, 32,239º, dan 25,957º dan hidroksiapatit setelah disinter 1400°C mengalami perubahan fasa menjadi calcium iron phosphate [Ca19Fe2(PO4)14] dan pergeseran peak-peak XRD. Hal ini terjadi karena, dapur pemanas (furnace) yang tidak menggunakan gas inert sebagai pensteril dari kandungan unsur-unsur lain pada saat sintering (tidak vakum), maka kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya ikatan kimia antara bahan dengan unsur-unsur lain yang ada di dalam dapur pemanas. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya serbuk alumina yang dipakai sebagai landasan waktu sintering dalam dapur pemanas (terdapat unsur Fe). Banyak sedikitnya unsur lain (Fe) berpengaruh waktu sintering dan karakterisasi XRD.

Item Type: Karya ilmiah (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: gipsum alam Kulon Progo, hidroksiapatit, XRD.
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Mesin
Depositing User: Sapta Pujianta, S.I.Pust
Date Deposited: 01 Nov 2011 09:45
Last Modified: 01 Nov 2011 09:45
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/15307

Actions (login required)

View Item View Item