HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIANORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN

Baskoro K, Adhi (2008) HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIANORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[img]
Preview
PDF
F100020188.pdf

Download (62kB)
[img] PDF
F100020188.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (315kB)

Abstract

Masa ketika perceraian terjadi merupakan masa yang kritis buat anak, terutama menyangkut hubungan dengan orang tua yang tidak tinggal bersama. Berbagai perasaan berkecamuk di dalam batin anak-anak. Pada masa ini anak juga harus mulai beradaptasi dengan perubahan hidupnya yang baru.. Korban perceraian yang memiliki persepsi baik terhadap perceraian akan merasa lebih optimis menghadapi masa depan. Namun mereka yang memiliki persepsi negatif terhadap perceraian tentunya akan merasa tidak optimis dalam menghadapi masa depan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: Hubungan antara persepsi terhadap perceraian orang tua dengan optimisme masa depan pada remaja korban perceraian. Hipotesis yang diajukan: Ada hubungan positif antara persepsi terhadap perceraian dengan optimisme masa depan pada remaja. Subjek penelitian ini adalah remaja korban perceraian yang tinggal di kabupaten Sleman dengan karakteristik sebagai berikut : a) remaja usia 13-21 tahun, b) berasal dari keluarga yang orang tuanya bercerai, c) belum menikah, d) belum bekerja. Subjek penelitian berjumlah 34 orang. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala persepsi terhadap perceraian dan skala optimisme masa depan. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis product moment dari Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,531; p = 0,002 (p < 0,01) artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan persepsi terhadap perceraian dengan optimisme masa depan. Semakin tinggi persepsi terhadap perceraian maka semakin tinggi optimisme masa depan sebaliknya semakin rendah persepsi terhadap perceraian maka semakin rendah optimisme masa depan. Sumbangan efektif persepsi terhadap perceraian terhadap optimisme masa depan sebesar 28,2%. Berdasarkan analisis diketahui variabel persepsi terhadap perceraian mempunyai rerata empirik (RE) = 112,000 dan rerata hipotetik (RH) = 100, berarti persepsi terhadap perceraian pada subjek tergolong tinggi. Variabel optimisme masa depan, rerata empirik (RE) = 88,382 dan rerata hipotetik (RH) = 87,5 berarti optimisme masa depan pada subjek penelitian tergolong sedang. Hasil kesimpulan penelitian ini menyatakan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara persepsi terhadap perceraian dengan optimisme masa depan. Semakin tinggi persepsi terhadap perceraian maka semakin tinggi pula optimisme masa depan sebaliknya semakin rendah persepsi terhadap perceraian maka semakin rendah optimisme masa depan.

Item Type: Karya ilmiah (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Persepsi terhadap perceraian, Optimisme masa depan.
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Fakultas Psikologi > Psikologi
Depositing User: Ari Fatmawati
Date Deposited: 19 May 2009 06:02
Last Modified: 24 Feb 2011 04:41
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/1340

Actions (login required)

View Item View Item