CERITA RAKYAT KI AGENG BALAK DI KABUPATEN SUKOHARJO DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT PEMILIKNYA: TINJAUAN RESEPTIF

MURDIYANTO, AGUNG (2007) CERITA RAKYAT KI AGENG BALAK DI KABUPATEN SUKOHARJO DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT PEMILIKNYA: TINJAUAN RESEPTIF. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[img]
Preview
PDF (Halaman Depan)
Halaman_Depan.pdf

Download (282kB)
[img]
Preview
PDF (Bab I)
Bab_I.pdf

Download (212kB)
[img] PDF (Bab II - V)
Bab_II_-_V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (305kB)
[img]
Preview
PDF (Dapus)
Dapus.pdf

Download (107kB)

Abstract

Tujuan penelitian ini, yaitu (1) mendeskripsikan cerita yang melatarbelakangi kepercayaan masyarakat bahwa makam Ki Ageng Balak membawa berkah, (2) mendeskripsikan resepsi masyarakat terhadap cerita rakyat Ki Ageng Balak di kabupaten Sukoharjo, (3) mendeskripsikan fungsi yang dapat diambil dari cerita rakyat Ki Ageng Balak bagi masyarakat yang bersangkutan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif induktif. Objek penelitian ini adalah cerita rakyat Ki Ageng Balak yang hanya dibatasi pada tema, penokohan, latar, setting dan fungsi serta resepsi bagi masyarakat pemiliknya. Data penelitian ini adalah pendapat dari hasil wawancara tertulis dengan juru kunci, penduduk sekitar, serta tamu yang datang ke tempat tersebut. Sumber data penelitian ini berupa sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh dari informan penelitian yaitu kepala desa, juru kunci, dan masyarakat pemiliknya. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku certa rakyat Ki Ageng Balak edisi 2003 dari Dinas Pariwisata. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik observasi, wawancara, dokumen, simak, dan catat. Teknik analisis data penelitian ini bersifat kualitatif induktif dan dianalisis menggunakan model interaktif. Analisis cerita rakyat ini dengan menggunakan pendekatan struktural dan resepsi. Hasil penelitian berdasarkan analisis struktural yaitu tema seorang tokoh yang mengabdikan hidupnya untuk menolong masyarakat yang membutuhkan. Adapun alur yang digunakan oleh pengarang dalam lcerita rakyat ini adalah alur maju (progresif). Tokoh-tokoh yang dianalisis pada penelitian ini adalah Ki Ageng Balak, Kyai Simbarjo dan Kyai Simbarjoyo, dan Ayah Ki Ageng Balak. Latar tempat pada cerita rakyat Ki Ageng Balak terjadi di pada waktu kerajaan majapahit masih memerintah, yang sekarang bernama Balakan tepatnya di desa Balakan, kabupaten Sukoharjo. Keterkaitan tema, alur, penokohan, dan latar sangat erat. Unsur-unsur tersebut saling berpengaruh antara satu dengan yang lain sehingga menjadikan cerita rakyat Ki Ageng balak menjadi utuh dan padu dalam mendukung makna sastra. Hasil penelitian berdasarkan pendekatan resepsi dibedakan menjadi dua tanggapan, yaitu tanggapan aktif dan pasif. Tanggapan aktif dalam penelitian ini yaitu, cerita rakyat Ki Ageng Balak dapat memberikan hikmah bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan sebaiknya memliki nilai ibadah, karena manusia tidak akan pernah tahu kapan akan mati. Cerita rakyat ini juga dianggap dapat memberikan wawasan. Tanggapan pasif dalam penelitian ini yaitu, cerita rakyat Ki Ageng Balak memiliki pesan-pesan moral yang menjelaskan mengenai hidup saling tolong-menolong, gotong royong, dan senantiasa mendekatkan diri pada Allah swt, sehingga cerita rakyat tersebut dapat dijadikan contoh bagi masyarakat. Fungsi cerita rakyat Ki Ageng Balak bagi masyarakat pemiliknya dikategorikan menjadi fungsi dalam bidang agama, sosial, ekonomi, budaya, dan pendidikan. Fungsi dalam bidang agama dapat dilihat dari mayoritas masyarakatnya yang beragama Islam, fungsi dalam bidang sosial dapat dilihat dari ajaran Ki Ageng Balak agar dalam hidup saling tolong-menolong dan bergotong royong. Ajaran tersebut sampai sekarang masih diterapkan masyarakat Balakan dalam hidup bermasyarakat. Fungsi dalam bidang ekonomi dapat dilihat dari mayoritas penduduk sekitar yang bermata pencaharian sebagai pedagang dalam mencukupi kebutuhan dengan penghasilan yang sesuai dengan jumlah pengunjung makam dan mengurangi pengangguran, fungsi dalam bidang budaya dapat dilihat dari tempat (makam) tersebut digunakan sebagai tempat untuk berziarah dan silaturahmi, dan fungsi dalam bidang pendidikan dapat dilihat dari pesan-pesan moral yang mengajak masyarakat sekitar untuk senantiasa berbuat baik.

Item Type: Karya ilmiah (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: struktural, resepsi, dan fungsi.
Subjects: P Language and Literature > PN Literature (General)
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Depositing User: Ari Fatmawati
Date Deposited: 25 Feb 2011 09:11
Last Modified: 25 Feb 2011 09:11
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/10591

Actions (login required)

View Item View Item