Amelia, Agung Tria (2008) STRATEGI KOPING ANAK DALAM PENGATASAN STRES PASCA TRAUMA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
|
PDF
F100030014.pdf Download (258kB) |
|
PDF
F100030014.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Perceraian adalah berakhirnya hubungan suami istri melalui putusan pengadilan agama. Perceraian dapat terjadi disebabkan karena beberapa alasan yang membuat pasangan suami istri tidak lagi dapat mempertahankan ikatan pernikahan. Penyebab terjadinya perceraian antara lain : perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, masalah ekonomi, terjadi perselisihan antara suami istri dan lain sebagainya. Perceraian apapun alasannya akan selalu berakibat buruk pada anak, seperti terjadinya trauma pada anak, meskipun terkadang perceraian dianggap sebagai alternatif terbaik daripada membiarkan anak tinggal dalam keluarga dengan kehidupan keluarga yang buruk. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui stres pasca trauma yang dialami anak akibat perceraian orang tua dan strategi koping yang dilakukan untuk mengatasi stres pasca trauma. Subjek dari penelitian ini adalah anak berusia 13 sampai dengan 16 tahun, anak pertama, mengalami trauma akibat perceraian orang tua, usia perkawinan 11 sampai 20 tahun dan usia perceraian di bawah 2 tahun. Gejala penelitian yang ingin diteliti yaitu trauma yang dialami anak yang memiliki orang tua yang bercerai dan strategi koping yang dilakukan anak untuk mengatasi stres pasca trauma. Hasil analisis data diperoleh anak korban perceraian orang tua berpikir kalau dirinya tidak akan bertemu dengan ayahnya lagi setelah ayah dan ibu bercerai. Anak juga berpikir tentang masa depannya setelah ayah dan ibu cerai dan harus dapat menggantikan ibunya kalau ibunya sudah meninggal. Selain itu anak merasa rumahnya sepi setelah ayah dan ibu cerai. Namun anak merasa senang ayah dan ibunya cerai karena ibu tidak mengalami kekerasan lagi dari ayahnya. Stres pasca truma yang dialami anak akibat perceraian orang tua yaitu : takut terhadap laki-laki, menarik diri dari pergaulan, mudah marah, lebih pendiam dan mengalami mimpi buruk. Strategi koping yang dilakukan anak untuk mengatasi trauma akibat perceraian orang tua yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan banyak berdo’a dan melakukan sholat tahajjud, memukul tembok, memasukkan kepala ke dalam air, mendengarkan musik dengan suara yang keras dan pergi meninggalkan rumah tanpa tujuan.
Item Type: | Karya ilmiah (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | perceraian, stres pasca trauma, strategi koping. |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Fakultas Psikologi > Psikologi |
Depositing User: | Ari Fatmawati |
Date Deposited: | 24 Jan 2009 04:29 |
Last Modified: | 24 Feb 2011 04:39 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/842 |
Actions (login required)
View Item |