Budiana, Nurchalistiani (2009) KONFLIK BATIN TOKOH SURI DALAM NOVEL SETELAH LONCENG BERBUNYI 12 KALI KARYA GIYANTO JANGKUNG : TINJAUAN PSIKOLOGI SASTRA. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
|
PDF
A310050040.PDF Download (198kB) |
|
PDF
A310050040.PDF Restricted to Repository staff only Download (532kB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan unsur-unsur yang membangun Novel Setelah Lonceng Berbunyi 12 Kali (SLB12K) karya Giyanto Jangkung. (2) mendeskripsikan konflik batin yang dialami Suri dalam Novel SLB12K karya Giyanto Jangkung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah konflik batin tokoh Suri dalam Novel SLB12K karya Giyanto Jangkung. Sumber data yang dipakai adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik kepustakaan, dan teknik analisis yang digunakan adalah teknik membaca heuristik dan hermeneutik. Hasil analisis struktural terhadap Novel SLB12K ini dapat diperoleh tema adanya tekanan psikologis dan tuntutan kehidupan. Alur Novel SLB12K adalah alur maju. Tokoh-tokoh yang dianalisis adalah Suri, Marsih, Mbah Jimin, Mardi, Fauzi, Nawawi, dan Kiai Haji Basroni. Latar Novel SLB12K adalah di kota Ngawi, Nganjuk, Kediri, Surabaya, Malang, dan Padang Arafah. Penceritaan tokoh Suri dalam novel berlangsung pada tahun 1950-1967. Cerita diawali dari Suri berusia delapan hingga dua puluh lima tahun. Analisis selanjutnya dilakukan dengan pendekatan psikologi sastra. Pendekatan ini merupakan salah satu pendekatan dalam sastra yang mengkaji tentang kejiwaan tokoh. Analisis terhadap Novel SLB12K dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra khususnya teori konflik batin ditemukan dua jenis konflik yaitu (1) Konflik batin mendekat-mendekat. Konflik batin tersebut terjadi ketika Suri dihadapkan pada dua masalah yang keduanya menyenangkan. Hal itu terjadi, antara lain, ketika Suri merasa bingung terhadap pilihan batinnya untuk memilih menyudahi menjadi sundel dan tetap salat dan mengaji tiap malam untuk mendapatkan pengampunan dari-Nya karena dosa yang telah ia lakukan. (2) Konflik menjauh-menjauh. Konflik ini terjadi ketika Suri dihadapkan pada dua masalah yang keduanya negatif. Hal ini terjadi, antara lain, ketika Suri dihadapkan pada masalah untuk menerima permintaan Mardi untuk dikawininya atau Mardi akan menyebarluaskan berita tentang perbuatan yang dilakukan Suri tiap malam, yaitu salat dan mengaji.
Item Type: | Karya ilmiah (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | struktur, konflik batin, psikologi |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah |
Depositing User: | Mrs. Gatiningsih Gatiningsih |
Date Deposited: | 13 Jan 2010 08:25 |
Last Modified: | 19 Nov 2019 03:54 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/5652 |
Actions (login required)
View Item |