KEWENANGAN AYAH BIOLOGIS SEBAGAI WALI NIKAH TERHADAP ANAK LUAR KAWIN (Kajian Komparasi Antara Hukum Perkawinan Indonesia dengan Empat Madzhab Besar)

Riyana, Deny Agus (2008) KEWENANGAN AYAH BIOLOGIS SEBAGAI WALI NIKAH TERHADAP ANAK LUAR KAWIN (Kajian Komparasi Antara Hukum Perkawinan Indonesia dengan Empat Madzhab Besar). Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Preview	PDF C100040167.pdf Download (112kB)
	PDF C100040167.pdf Restricted to Repository staff only Download (543kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana status anak di luar kawin menurut hukum perkawinan Indonesia dan empat madzhab besar dan untuk mengetahui bagaimana kedudukan dan kewenangan ayah biologis sebagai wali nikah terhadap anak luar kawin menurut hukum perkawinan Indonesia dan empat madzhab besar.Ditinjau dari jenis data yang diteliti, penelitian ini termasuk penelitian kepustakaan atau library research.4 Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang didasarkan kepada literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang dibahas. Ditinjau dari pembahasan masalahnya, penelitian ini merupakan penelitian diskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan dan menjelaskan masalah-masalah yang ada sekarang dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasi, menganalisa dan menginterpretasikannya. Metode diskriptif ini bermaksud menggambarkan secara jelas dan dapat memberikan data seteliti mungkin tentang obyek yang diteliti. Dalam hal ini menggambarkan tentang kewenangan ayah sebagai wali nikah terhadap anak luar kawin. Metode pendekatan yang dipergunakan adalah yuridis normative yaitu metode pendekatan dengan norma yang ada. Karena merupakan penelitian kepustakaan, maka jenis datanya adalah data sekunder. Adapun sumber data sekunder apabila dilihat dari kekuatan mengikatnya menurut Greogory Chuchi yang dikuti oleh Soerjono Soekanto meliputi:a. Bahan Hukum Primer yaitu bahan hukum yang mengikat, adapun bahan hukum primernya adalah Al-Quran, Al-Hadist, UU Perkawinan, Kitab-kitab fiqh dan peraturan-peraturan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. b. Bahan Hukum Sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. Adapun bahan sekunder meliputi, literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah, pendapat para ahli hukum dan laporan-laporan hasil penelitian. Karena jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research) maka metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode dokumentasi yaitu dengan cara menggali data dari peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia beserta pelaksanaannya dan pendapat dari para ahli maupun buku-buku atau karya ilmiah lain yang relevan dengan masalah yang diteliti. Adapun metode analisa data dalam penelitian ini adalah melalui metode deduktif, yaitu menganalisa data-data yang bersifat umum, kemudian diambil kesimpulan secara khusus. Di sini akan terlihat bagaimana peraturan perundang-undangan yang ada (di samping teori hukum dan prinsip-prinsip keislaman). Kesimpulan yang diperoleh adalah menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1974 maupun dalam Kompilasi Hukum Islam sama-sama menyebutkan bahwa status dan kedudukan anak luar nikah itu hanya mempunyai hubungan keperdataan (hubungan nasab) dengan ibunya. Sebagai mana ketentuan dalam pasal 43 Undang-undang Perkawinan Indanesia dan dalam pasal 100 Kompilasi Hukum Islam.Semua madzhab yang empat (Madzhab Hanafi, Malikiy, Syaf’i dan Hambali) telah sepakat bahwa anak hasil zina itu tidak memiliki nasab dari pihak laki-laki, dalam arti dia itu tidak memiliki bapak, meskipun si laki-laki yang menzinainya dan yang menaburkan benih itu mengaku bahwa dia itu anaknya. Pengakuan ini tidak dianggap, karena anak tersebut hasil hubungan di luar nikah.

Item Type:	Karya ilmiah (Skripsi)
Uncontrolled Keywords:	anak luar nikah, wali nikah
Subjects:	K Law > K Law (General)
Divisions:	Fakultas Hukum > Hukum
Depositing User:	Ari Fatmawati
Date Deposited:	21 Jul 2009 02:49
Last Modified:	04 Dec 2010 05:02
URI:	http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/3665

Actions (login required)

View Item