Kentary, Ardina and , Prof. Dr. Abdul Ngalim, M.M, M.Hum and , Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum (2014) Tindak Tutur Ilokusi Guru Berlatar Belakang Budaya Jawa Sebagai Bentuk Keteladanan Kesantunan Berbahasa Siswa Di Sekolah: Perspektif Gender. Thesis thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
|
PDF (Halaman Depan)
03._Halaman_Depan.pdf Download (3MB) |
|
|
PDF (Bab I)
04._BAB_I.pdf Download (89kB) |
|
PDF (Bab II)
05._BAB_II.pdf Restricted to Repository staff only Download (260kB) |
||
PDF (Bab III)
06._BAB_III.pdf Restricted to Repository staff only Download (97kB) |
||
PDF (Bab IV)
07._BAB_IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (409kB) |
||
PDF (Bab V)
08._BAB_V.pdf Restricted to Repository staff only Download (22kB) |
||
|
PDF (Daftar Pustaka)
09._Daftar_Pustaka.pdf Download (172kB) |
|
PDF (Lampiran)
10._Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
||
|
PDF (Naskah Publikasi)
02._Naskah_Publikasi.pdf Download (622kB) |
Abstract
Penelitian ini mempunyai 3 tujuan yang ingin dicapai. 1) Mendeskripsikan bentuk tindak tutur ilokusi guru berlatar belakang budaya Jawa di sekolah. 2) Mendeskripsikan strategi dan teknik kesantunan berbahasa guru berlatar belakang budaya Jawa di sekolah. 3) Mendeskripsikan pemakaian tindak tutur ilokusi guru berlatar belakang budaya Jawa berdasarkan perspektif gender. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Metode penyediaan data menggunakan metode simak dengan menggunakan teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Analisis data menggunakan metode padan ekstralingual. Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil 4 kesimpulan. Pertama, semua tindak tutur ilokusi kategori Searle ditemukan dalam kegiatan formal pada penelitian ini. Sementara itu, dalam kegitan non formal hanya ditemukan tiga kategori. Kedua, dalam kegiatan formal maupun non formal,strategi bertutur yang digunakan guru adalah strategi langsung dan strategi tidak langsung. Adapun teknik yang digunakan adalah teknik literal dan teknik tidak literal. Selain itu, ditemukan pula kombinasi antara strategi dan teknik bertutur. Ketiga, berdasarkan perspektif gender, ada tiga hal yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini. (a) secara umum, tindak tutur direktif merupakan tuturan yang paling dominan digunakan. Pemakaian sub-tuturan menyuruh, meminta, memberi petunjuk, dan menasihati, dalam kegiatan formal lebih dominan digunakan nGP dibandingkan nGL. Akan tetapi, pada sub-TTD memerintah pemakaian tuturan nGL lebih tinggi dibandingkan nGP. Pada tindak tutur asertif, pemakaian tuturan nGP lebih tinggi daripada nGL. Dominasi sub-tuturan berjanji pada TTK dan sub-tuturan membenarkan pada TTE paling banyak digunakan nGL daripada nGP. Adapun pemakaian TTDe antara nGP dan nGL seimbang. Dalam kegiatan non formal, sub-tuturan menyuruh lebih banyak digunakan nGL dibandingkan nGP. Pemakaian tindak tutur asertif nGP pada sub tindak tutur memberitahu lebih tinggi dibandingkan dengan nGL. Adapun tindak tutur ekspresif digunakan oleh nGP. (b) Strategi bertutur yang dominan digunakan nGL dan nGP adalah strategi bertutur langsung. (c) Guru berlatar belakang budaya Jawa cenderung memilih teknik literal dalam tuturannya. (d) kombinasi strategi dan teknik yang paling dominan digunakan adalah strategi bertutur langsung dan teknik literal.
Item Type: | Karya ilmiah (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | tindak tutur, strategi dan teknik, gender, guru berlatar belakang budaya Jawa, keteladanan kesantunan. |
Subjects: | L Education > LB Theory and practice of education |
Divisions: | Fakultas Pasca Sarjana > Magister Pengkajian Bahasa |
Depositing User: | Munawar Munawar |
Date Deposited: | 30 Dec 2014 12:34 |
Last Modified: | 19 Oct 2021 15:48 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/31478 |
Actions (login required)
View Item |