Utami , Tyas Budi (2008) HUBUNGAN ANTARA STRESS KERJA DENGAN PERSEPSI KETAATAN TERHADAP ATURAN LALU LINTAS PADA SUPIR BUS JURUSAN PURWODADI-SOLO. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta .
|
PDF
F100040168.pdf Download (177kB) |
|
PDF
F100040168.pdf Restricted to Repository staff only Download (528kB) |
Abstract
Supir dengan muatan stress yang tinggi disisi lain tidak begitu mengutamakan aturanaturan yang harus dipatuhi dalam menjalankan kendaraan. Para supir terdesak untuk mengejar target setoran yang cukup tinggi, sementara operasionalisai di lapangan juga terdapat sejum;ah hambatan seperti pungutan-pungutan tidak resmi dari berbagai pihak, dan banyaknya jumlah kendaraan yang beroperasi pada rute tertentu. Beberapa diantaranya yang menunjukkan ketidakpatuhan supir dan rendahnya tanggung jawab adalah: mengebut, saling mendahului kendaraan umun lain dengan mengebut, mengemudikan kendaraan bukan dijalurnya, mengunjak rem dengan mendadak, menjejalkan penumpang walaupun sudah penuh, seenaknya berhenti tanpa memperdulikan keadaan lalu lintas disekelilingnya. menurut hasil survey, mereka mengaku melakukan ini karena dikejar setoran dan pungutanpungutan dari berbagai pihak yang dirasakan sangat menghimpit mereka. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara stress kerja dengan persepsi penegakan aturan lalu lintas pada supir bus jurusan Purwodadi-Solo. Hipotesis yang diajukan: Ada hubungan negatif antara stress kerja dengan persepsi penegakan aturan lalu lintas pada supir bus jurusan Purwodadi-Solo. Populasi dalam penelitian ini adalah para supir bus Terminal Penumpang Purwodadi yang terletak di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan yang berjumlah 50 orang. Jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pupossive Non Random Sampling. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesa yang diajukan adalah teknik korelasi product moment. Berdasarkan hasil perhitungan teknik analisis product moment dari Pearson diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,587; p = 0,000 (p<0,01) artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara stress kerja dengan persepsi penegakan aturan lalu lintas. Semakin tinggi stress kerja maka semakin rendah persepsi penegakan aturan lalu lintas, sebaliknya semakin rendah stress kerja maka semakin tinggi persepsi penegakan aturan lalu lintas. Sumbangan efektif antara variabel stress kerja terhadap persepsi penegakan aturan lalu lintas sebesar 29,8% yang ditunjukkan oleh koefisien detreminan (r²) sebesar 0,298. Berarti masih terdapat 70,2% variabel lain yang mempengaruhi persepsi penegakan aturan lalu lintas di luar variabel stress kerja seperti faktor lingkungan, dukungan sosial, pengalaman. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel stress kerja mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 71,140 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 82,5 yang berarti stress kerja pada subjek tergolong rendah. Variabel persepsi penegakan aturan lalu lintas diketahui rerata empirik (RE) sebesar 87,080 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 87,5 yang berarti persepsi penegakan aturan lalu lintas pada sunjek penelitian tergolong sedang. Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara stress kerja dengan persepsi penegakan aturan lalu lintas.
Item Type: | Karya ilmiah (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Stress kerja, persepsi penegakan aturan lalu lintas |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Fakultas Psikologi > Psikologi |
Depositing User: | Ari Fatmawati |
Date Deposited: | 10 Jun 2009 08:58 |
Last Modified: | 16 Nov 2010 23:04 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/2433 |
Actions (login required)
View Item |