Santoso, Prabowo Budhi and , Drs. Ahmad Muhibbin, M.Si. (2013) Content Analysis Pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi Versus Polri dalam Surat Kabar Harian Solopos Edisi Oktober 2012. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah surakarta.
|
PDF (Halaman Depan)
COVER.pdf Download (194kB) |
|
|
PDF (Bab I)
BAB_I.pdf Download (40kB) |
|
PDF (Bab II)
BAB_II.pdf Restricted to Repository staff only Download (241kB) |
||
PDF (Bab III)
BAB_III.pdf Restricted to Repository staff only Download (71kB) |
||
PDF (Bab IV)
BAB_IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (411kB) |
||
PDF (Bab V)
BAB_V.pdf Restricted to Repository staff only Download (16kB) |
||
|
PDF (Daftar Pustaka)
DAFTAR_PUSTAKA.pdf Download (16kB) |
|
PDF (Lampiran)
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (9MB) |
||
|
PDF (Naskah Publikasi)
NASKAH_PUBLIKASI_UNTUK_JURNAL_ILMIAH.pdf Download (121kB) |
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Content atau isi yang terkandung dalam pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi versus POLRI dalam surat kabar harian Solopos edisi Oktober 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang penjabarannya dengan menggunakan analisis isi untuk mendapatkan makna yang terdapat dalam media surat kabar. Hasil analisis menunjukkan bahwa Pemberitaan perseteruan antara Komisi Pemberantasan Korupsi dengan Polri dimulai setelah terjadinya penyerbuan beberapa petugas Polisi dari Polda Bengkulu yang dibantu Polda Metro Jaya untuk menangkap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Kompol Novel Baswedan. Sebuah opini dapat menyatakan bahwa di dalam Kepolisian terdapat banyak oknum perwira menengah dan bahkan sampai para petinggi yang tidak pro terhadap pemberantasan korupsi. Itu artinya Kepolisian telah mencoreng mukanya sendiri. Penilaian negatif terhadap institusi Polri juga dapat dilihat dari penyerahan berkas perkara yang terkesan berbelit-belit. Penilaian lain dari kejadian ini, bahwa kasus simulator SIM tidak hanya dilakukan perwira Polisi saja namun secara keseluruhan melibatkan para petinggi-petinggi Polri. Adanya anggapan dalam menghambat penyidikan yang dilakukan oleh Polri memberi kesan bahwa institusi ini menjadi tempat para koruptor. Kepolisian seharusnya bisa tanggap dengan perkembagan yang terjadi di masyarakat. Sikap untuk ingin tetap menangani kasus simulator dianggap sebagai cara untuk melindungi dirinya sendiri. Perseteruan antara KPK versus Polri apabila diteruskan maka bisa dipastikan yang mendukung institusi KPK akan menang, apabila Presiden Susilo Bambang Yudoyono tidak melakukan tindakan yang cepat.
Item Type: | Karya ilmiah (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Content Analysis, Pemberitaan, KPK, Polri, Solopos |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Kewarganegaraan |
Depositing User: | Munawar Munawar |
Date Deposited: | 04 Mar 2013 11:27 |
Last Modified: | 23 Oct 2021 03:49 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/22945 |
Actions (login required)
View Item |