Cumalasari, Hidayah (2012) Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn. B Dengan Tetanus Di Ruang IRI RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Diploma thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
|
PDF (Hal depan)
HALAMAN_DEPAN.pdf Download (488kB) |
|
|
PDF (Bab 1)
BAB_I.pdf Download (16kB) |
|
PDF (Bab 2)
BAB_II.pdf Restricted to Repository staff only Download (20kB) |
||
PDF (Bab 3)
BAB_III.pdf Restricted to Repository staff only Download (18kB) |
||
PDF (Bab 4)
BAB_IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (26kB) |
||
PDF (Bab 5)
BAB_V.pdf Restricted to Repository staff only Download (19kB) |
||
PDF (Bab 6)
BAB_VI.pdf Restricted to Repository staff only Download (11kB) |
||
|
PDF (Daf pustaka)
DAFTAR_PUSTAKA.pdf Download (13kB) |
|
|
PDF (Lampiran)
LAMPIRAN.pdf Download (253kB) |
Abstract
Penyakit tetanus merupakan salah satu infeksi yang berbahaya karena mempengaruhi sistem urat saraf dan otot. Keluhan yang dirasakan berupa badan kaku dengan epistotonus, tungkai dalam ekstrensi lengan kaku dan tangan mengapal biasanya kesadaran tetap baik. Serangan timbul proksimal, dapat dicetus oleh rangsangan suara, cahaya maupun sentuhan. Diagnosa yang muncul pada kasus ini ada 8, antara lain bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekresi sekrit akibat kerusakan otot-otot menelan, nyeri akut berhubungan dengan agen injuri (biologi), resiko trauma/injuri berhubungan dengan peningkatan koordinasi otot (kejang), irritabilitas, resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan kesadaran, gangguan menelan. Sindrome self care ADL (perawatan diri, makan, toileting, berpakaian, mobilisasi) berhubungan dengan gangguan sistem syaraf (kejang). Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan reflek menelan, intake kurang. Hipertermi berhubungan dengan efek toksin (bakterimia). Resiko infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh primer menurun, prosedur invasive. Masing – masing diagnosa ada intervensi yang dilakukan. Dalam kasus ini klien mendapatkan terapi farmakologi misalnya mendapat obat diazepam, obat penurun panas dan obat anti biotik. Dan mendapatkan terapi non farmakologi misalnya dengan member diit TKTP, melakukan suction, memasang kateter dan memasang selang nasogastrik ( NGT), dan membantu klien dalam pemenuhan ADL. Yang belum dilakukan yaitu menempatkan klien dalm ruang isolasi, untuk mengurangi terjadinya rangsang. Dari 8 diagnosa belum ada yang teratasi, kondisi pasien mengalami peningkatan, Namun jika dilihat secara keseluruhan, kondisi pasien belum mengalami peningkatan yang berarti, terlihat dari kondisi fisik pasien yang lemah dan kejang masih terjadi terus menerus.
Item Type: | Karya ilmiah (Diploma) |
---|---|
Additional Information: | Rak J230/2012-11 |
Uncontrolled Keywords: | Asuhan Keperawatan, Tetanus |
Subjects: | R Medicine > RT Nursing |
Divisions: | Fakultas Ilmu Kesehatan > Profesi Ners |
Depositing User: | Mrs Esti Handayani |
Date Deposited: | 09 May 2012 11:02 |
Last Modified: | 25 Nov 2019 06:07 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/18620 |
Actions (login required)
View Item |