Suwinarno, Suwinarno (2011) Pemikiran Harun Nasution tentang Akal dan Wahyu Serta pengaruhnya dalam Liberalisasi di PTAI. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
|
PDF (Halaman Depan)
2._HALAMAN_DEPAN.pdf Download (65kB) |
|
|
PDF (Bab I)
3._BAB_I.pdf Download (66kB) |
|
PDF (Bab II)
4._BAB_II.pdf Restricted to Repository staff only Download (92kB) |
||
PDF (Bab III)
5._BAB_III.pdf Restricted to Repository staff only Download (153kB) |
||
PDF (Bab IV)
6._BAB_IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (100kB) |
||
PDF (Bab V)
7._BAB_V.pdf Restricted to Repository staff only Download (20kB) |
||
|
PDF (Daftar Pustaka)
8._DAFTAR_PUSTAKA.pdf Download (17kB) |
|
PDF (Lampiran)
9._LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (9kB) |
Abstract
Pemikiran Harun Nasution yang lebih mengedapankan akal daripada wahyu telah menjalar pada pendidikan Islam di tanah air dan telah menghadirkan kaum-kaum liberalis yang telah mengotak-atik agama Islam yang telah baku menjadi ajaranajaran yang penuh dengan keragu-raguan, dan dijungkirbalikan kebenarannya. Fenomena tesebut menjadikan kami tertarik untuk meneliti. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep akal dan wahyu Harun Nasution dalam tinjauan worldview Islam, pengaruh pemikiran Harun Nasution dalam pengembangan liberalisasi di PTAI. Penilitian ini termasuk jenis penelitian bibliografis, dan karena itu sepenuhnya bersifat library research (penelitian kepustakaan) dengan menggunakan pendekatan historis-filosofis. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan perspekstif Islamic Worldview, didapatkan hasil penelitian bahwa, Penisbahan Harun Nasution tentang tingginya kedudukan akal dari pada wahyu kepada Muhammad Abduh tidaklah sepenuhnya tepat. Dikarenakan bagi Muhammad Abduh akal adalah pembantu dari naqal (al-Qur’an dan Sunnah) itulah prinsip yang paling utama. Serta pernyataan Harun Nasution (dengan menyandarkan kepada Muhammad Abduh) bahwa wahyu tidak memiliki kemampuan apa-apa dan semua itu mampu diketahui oleh akal adalah tidak benar. Dikarenakan dalam Risalah Tauhid, Muhammad Abduh menjelaskan bahwa manusia wajib mengetahui adanya Allah dengan keesaan dan sifat-sifat-Nya adalah harus sesuai dengan syariat (al-Qur’an dan as-Sunnah). Menurut Muhammad Abduh, memikirkan Zat Allah adalah terlarang bagi akal manusia. Begitu pula para As-Salafus Soleh dalam memahami, menafsirkan, mengimani serta menetapkan sifat-sifat Ilahiyah (ketuhanan) tanpa takyif, takwil, juga dalam menetapkan persoalan-persoalan aqidah lainnya, dan menjadikan generasi pertama sebagai panutan dalam berfikir maupun beramal. Kemudian Harun Nasution mempengaruhi institusi PTAI dengan ide sukuler-liberalnya sangat sistematik, diawali dengan tulisan yang dibukukan, kemudian dijadikan bahan mata kuliah, menjadi Direktur Pasca Sarjana IAIN Syarif Hidyatullah Jakarta dan selanjutanya mengirim para dosen untuk mengambil Studi Islam di Barat.
Item Type: | Karya ilmiah (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | akal, wahyu, Islamic Worldview, liberal |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc |
Divisions: | Fakultas Pasca Sarjana > Magister Pemikiran Islam |
Depositing User: | Ari Fatmawati |
Date Deposited: | 21 Dec 2011 07:30 |
Last Modified: | 21 Dec 2011 07:30 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/16219 |
Actions (login required)
View Item |