MUHSIN SM, MUHSIN SM (2011) Kaidah-kaidah Syar'i dalam Perfilman (Studi Analisis Terhadap 9 Film Religi Indonesia). Thesis thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
|
PDF (Halaman Depan)
Cover.pdf Download (202kB) |
|
|
PDF (Bab I)
04_BAB_I.pdf Download (93kB) |
|
PDF (Bab II)
05_BAB_II.pdf Restricted to Repository staff only Download (81kB) |
||
PDF (Bab III)
06_BAB_III.pdf Restricted to Repository staff only Download (158kB) |
||
PDF (Bab IV)
07_BAB_IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (217kB) |
||
PDF (Bab V)
08_BAB_V.pdf Restricted to Repository staff only Download (54kB) |
||
|
PDF (Daftar Pustaka)
09_DAFTAR_PUSTAKA.pdf Download (64kB) |
|
PDF (Lampiran)
10_LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (586kB) |
Abstract
Dakwah merupakan satu bagian yang pasti ada dalam kehidupan umat beragama. Dalam ajaran Islam, dakwah merupakan suatu kewajiban yang dibebankan oleh agama kepada pemeluknya. Sesuai kaidah fiqhiyah mâ lâ yatimmul wâjibu illâ bihi fahuwa wâjib, maka film sebagai sarana dakwah adalah sebuah kewajiban. Namun bukan berarti jika umat islam tidak berdakwah lewat film akan berdosa. Karena wasilah dakwah banyak sekali macamnya dan film hanyalah salah satu diantaranya. Studi ini memfokuskan diri dalam penelitian film-film religi di Indonesia. Selama ini penelitian atas sebuah film hanya terbatas pada sisi semiotik, nilai pesan (sosial, budaya, politik, dan agama), dan struktur sebuah film. Belum ada penelitian yang membahas film dari tinjauan syar’i. Perjalanan film sebagai penyampai pesan dakwah sudah dimulai sejak tahun 1959. Namun perjalanannya tidak semeriah film-film komersial lainnya. Film-film kategori ini mulai marak kembali sejak diangkatnya novel Ayat-Ayat Cinta ke layar lebar. Para sineas pun seolah berlomba membuat film serupa. Penelitian ini menjadi penting mengingat: Pertama, agama Islam seringkali digambarkan secara negatif dalam film-film Barat. Kedua, ada sekian persen ummat Islam yang hanya bisa disentuh dengan film karena mereka alergi dengan pengajian. Ketiga, terkadang sebuah film mampu memberikan pemahaman yang lebih mendalam daripada dakwah lewat ceramah. Keempat, ada beberapa film yang dianggap film islami tetapi ternyata justru menjelekkan Islam. Penelitian ini ingin menjawab pertanyaan: (1) Apa saja hal yang harus diperhatikan untuk membuat film islami? (2) Apakah film-film yang mendapatkan label islami sudah memenuhi kriteria syari’ah? (3) Film apa saja yang mendapatkan predikat sebagai film islami tetapi ternyata justru melecehkan Islam? Penelitian dilakukan terhadap 9 film religi di Indonesia. Kesembilan film ini dipilih karena diproduksi dan didistribusikan oleh sembilan produser dan distributor yang berbeda. Dengan pengambilan sembilan film ini diharapkan mampu mewakili seluruh aliran (genre) perfilman religi di Indonesia. Di dalam penelitian ini ditemukan bahwa ternyata (1) ada banyak hal yang harus diperhatikan dalam membuat film islami. (2) tidak semua film yang mendapatkan label islami sudah memenuhi kriteria syar’i. (3) film-film yang mendapatkan label film islami tetapi melecehkan Islam adalah film 3 Do’a 3 Cinta dan film Perempuan Berkalung Sorban.
Item Type: | Karya ilmiah (Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Film Religi, Kaidah Syar’i, al-Qawâ’id al-Fiqhiyyah |
Subjects: | P Language and Literature > PN Literature (General) |
Divisions: | Fakultas Pasca Sarjana > Magister Pemikiran Islam |
Depositing User: | Ari Fatmawati |
Date Deposited: | 21 Dec 2011 06:29 |
Last Modified: | 21 Dec 2011 06:29 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/16214 |
Actions (login required)
View Item |