ANALISIS KONDISI RESAPAN AIR KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 1997-2006 DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

SETIANINGRUM , RIRIS (2008) ANALISIS KONDISI RESAPAN AIR KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 1997-2006 DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[img] PDF
E100030002.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sukoharjo dengan tujuan untuk (1). mengetahui sebaran kondisi resapan air tahun 1997 dan 2006 di Kabupaten Sukoharjo (2) mengetahui perubahan kondisi resapan air di Kabupaten Sukoharjo tahun 1997-2006. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survei. Pengambilan sampel tanah dengan purposive sampling. Sampel tanah tersebut kemudian dianalisa laboratorium untuk mengetahui tekstur tanah, selanjutnya hasil analisa tekstur tanah digunakan untuk perhitungan kemampuan infiltrasi. Satuan pemetaan yang digunakan yaitu satuanlahan. Hasil penelitian ini antara lain (1) Kabupaten Sukoharjo mempunyai empat kondisi resapan air, yaitu baik, normal alami, mulai kritis, dan agak kritis. Luasan kondisi resapan air tahun 1997, mencapai 7,50% yang didominasi satuanlahan AlK (Aluvial Kebun/Hutan Produksi), kemudian pada tahun 2006 turun menjadi 5,30% yang didominasi satuanlahan LiT (Litosol Tegalan) dan umumnya tersebar merata di seluruh kecamatan kecuali di Gatak, Kartasura, dan Baki. Luasan kondisi resapan air normal alami pada tahun 1997, mencapai 6,91% yang didominasi satuanlahan GrT (Grumusol Tegalan), kemudian pada tahun 2006 meningkat menjadi 7,65% yang didominasi satuanlahan LiS (Litosol Sawah) dan umumnya tersebar merata di seluruh kecamatan. Luasan kondisi resapan air mulai kritis tahun1997, mencapai 43,24% yang didominasi satuanlahan AlS (Aluvial Sawah) dan relatif tetap pada tahun 2006. Kondisi ini tersebar merata di seluruh kecamatan, kecuali di Kecamatan Gatak. Luasan kondisi resapan air agak kritis tahun 1997, mencapai 42,36% dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 43,79% yang tersebar di satuanlahan GrS (Grumusol Sawah) dan merata di seluruh kecamatan, dan (2) Kabupaten Sukoharjo mengalami perubahan kondisi resapan air, baik peningkatan maupun penurunan. Peningkatan kondisi resapan air merupakan dampak positif dari perubahan penggunaan, yaitu perubahan dari penggunaan lahan yang masuk pada kelas notasi rendah menjadi notasi tinggi. Adapun persebaran peningkatan kondisi resapan air tersebut banyak terjadi di Kecamatan Polokarto dan Bendosari. Penurunan disebabkan oleh dua faktor yaitu, faktor fisik (perubahan kemampuan infiltrasi, dimana kemampuan infiltrasi sangat kecil yang mengalami peningkatan luasan berdampak pada penurunan kondisi resapan air) dan faktor sosial (pertambahan jumlah penduduk yang membutuhkan alokasi lahan tersendiri untuk permukiman dan tempat usaha). Adapun persebaran penurunan kondisi resapan air tersebut banyak terjadi di Kecamatan Bulu dan Weru.

Item Type: Karya ilmiah (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Resapan air, Satuan AlK (Aluvial Kebun/Hutan Produksi), satuanlahan LiT (Litosol Tegalan), satuanlahan GrT (Grumusol Tegalan), satuanlahan LiS (Litosol, satuanlahan AlS (Aluvial Sawah) Sistem Informasi Geografi, Sukoharjo
Subjects: G Geography. Anthropology. Recreation > GB Physical geography
Divisions: Fakultas Geografi > Geografi
Fakultas Geografi > Geografi
Fakultas Geografi > Geografi
Depositing User: Mrs. Gatiningsih Gatiningsih
Date Deposited: 25 May 2009 08:21
Last Modified: 17 Nov 2010 05:10
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/1581

Actions (login required)

View Item View Item