PEMANFAATAN KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca L. var sapientum) SEBAGAI SUBSTRAT FERMENTASI ETANOL MENGGUNAKAN Saccharomyces cerevisiae

MARTININGSIH, ENDANG (2007) PEMANFAATAN KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca L. var sapientum) SEBAGAI SUBSTRAT FERMENTASI ETANOL MENGGUNAKAN Saccharomyces cerevisiae. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[img]
Preview
PDF (Halaman Depan)
1._COVER.pdf

Download (19kB)
[img]
Preview
PDF (Pendahuluan)
2._PENDAHULUAN.pdf

Download (193kB)
[img]
Preview
PDF (Bab 1)
3._BAB_I.pdf

Download (138kB)
[img] PDF (Bab II)
4._BAB_II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (23kB)
[img] PDF (Bab III)
5._BAB_III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (273kB)
[img] PDF (Bab IV)
6._BAB_IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (13kB)
[img]
Preview
PDF (Daftar Pustaka)
7._DAFTAR_PUSTAKA.pdf

Download (14kB)
[img] PDF (Lampiran)
8._LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Pisang merupakan tanaman asal Asia Tenggara. Sebagian konsumen menganggap kulit pisang sebagai sampah. Kulit pisang raja (Musa paradisiaca L. var sapientum) dapat dimanfaatkan sebagai substrat dalam fermentasi asam asetat. Hal tersebut memberikan pemikiran untuk memanfaatkan kulit pisang raja menjadi bahan yang berguna yakni etanol. Adanya kandungan gula dalam kulit pisang raja, maka dapat dimetabolisme oleh Saccharomyces cerevisiae menjadi etanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kulit pisang raja (Musa paradisiaca L. var sapientum) dapat difermentasikan oleh Saccharomyces cerevisiae, perbedaan produksi etanol bila ditambahkan ammonium sulfat dan mengetahui kadar etanol. Kulit pisang raja (Musa paradisiaca L. var sapientum) kering sebanyak 500 gram direbus dalam panci dengan 1 liter air, kemudian dimasukkan wadah dan dibiarkan pada suhu 300C, pH 3-6. Fermentasi etanol dilakukan menggunakan media ammonium sulfat dan tanpa ammonium sulfat. Pemantauan selama proses fermentasi dilakukan dalam interval waktu selama sepuluh hari dan dianalisis secara kualitatif dengan melihat organoleptiknya, tes iodoform, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan cara penetapan bobot kering mikroba dan penetapan kadar etnaol secara kromatografi gas. Selama proses fermentasi terjadi perubahan bau karena aktivitas Saccharomyces cerevisiae dalam memfermentasikan kulit pisang raja. Uji Iodoform memberikan hasil yang positif yaitu terjadi bau Iodoform. Pembuatan kurva baku digunakan seri kadar etanol 0,01%; 0,1%; dan 1%, didapatkan y=46,36x+2,16, dengan r=0,99. Hasil analisis kuantitatif diperoleh kadar etanol pada hari ke 2, 4, 6, dan 10 dengan media ammonium sulfat 1,55%; 2,56%; 1,89%; dan 1,32%, sedangkan untuk media tanpa ammonium sulfat 2,04%; 1,94%; 1,83%; dan 1,42%. Hasil analisis uji t diperoleh t hitung 0,077 dengan probabilitas 0,271, sehingga diperoleh hasil yang tidak signifikan (> 0,05).

Item Type: Karya ilmiah (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Kulit pisang raja (Musa paradisiaca L. var sapientum), fermentasi etanol, Saccharomyces cerevisiae, ammonium sulfat.
Subjects: R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology
Divisions: Fakultas Farmasi > Farmasi
Depositing User: Mrs Esti Handayani
Date Deposited: 19 Oct 2011 10:54
Last Modified: 19 Oct 2011 10:54
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/15165

Actions (login required)

View Item View Item