, Andriyani and , Drs. Priyono, M. Si. (2010) Analisis Dan Penyajian Spatial Kualitas Pendidikan Sekolah Menengah Atas Di Surakarta Menggunakan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
|
PDF (Naskah Publikasi)
E100060022.pdf Download (2MB) |
|
PDF (Skripsi)
E100060022.pdf Restricted to Repository staff only Download (622kB) |
Abstract
Penelitian ini dilakukan di Kota Surakarta dengan tujuan (1) mengetahui kualitas pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Surakarta, (2) memetakan dan menampilkan profil Sekolah Menengah Atas (SMA) di Surakarta, serta (3) merancang dan membuat sebuah Sistem Informasi Geografis berbasis WEB yang digunakan untuk pencatatan data pendidikan serta pemetaan kualitas pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu survei dan analisis data sekunder. Data sekunder diperoleh dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Surakarta dan literatur-literatur terkait sedangkan data primer diperoleh dari survei GPS, observasi dan kuisioner dari tiap SMA di Surakarta. Kualitas pendidikan SMA diukur menggunakan indikator pendidikan yaitu pertama; Daya Serap diperoleh dengan mengukur Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Kedua; Kualitas Pelayanan diperoleh dengan menghitung Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS), Rasio Murid Guru (RMG), Rasio Murid Sekolah (RMS), Rasio Murid Kelas (RMK), Rasio Kelas Ruang Kelas (RKRK), Persentase Ruang Kelas Baik (PRKB), dan Persentase Guru Layak Mengajar (PGLM). Ketiga; Kualitas Output diperoleh dengan menghitung Angka Melanjutkan (AM1), Angka Lulusan (AL), Angka Putus Sekolah (APS), Angka Mengulang (AU), dan Rasio Input/Output (RIO). Hasil penelitian ini adalah: (1) kualitas daya serap pendidikan SMA secara berurutan dari yang paling baik adalah Banjarsari, Laweyan, Jebres, Serengan dan Pasar Kliwon. Faktor pendorong tingginya daya serap di Banjarsari adalah jumlah SMA paling banyak yaitu 5 Negeri dan 7 Swasta sedangkan jumlah penduduk usia 16-18 tahun paling banyak kedua (8.006) setelah Laweyan, hal ini mengakibatkan tingginya APK (90,4%) dan APM (68,35%). Faktor penyebab rendahnya daya serap Pasar Kliwon adalah sedikitnya ketersediaan sekolah SMA yaitu 4 sekolah swasta. Serengan dengan 3 sekolah mampu lebih baik dari Pasar Kliwon karena terdapat 1 sekolah Negeri. (2) Kualitas Pelayanan pendidikan SMA paling baik secara berurutan adalah Serengan dan Jebres dengan total skor sama yaitu 26, Pasar Kliwon, Banjarsari, dan Laweyan. Tingginya kualitas pelayanan Serengan dipengaruhi oleh pertama, rasio murid dan kelas sesuai dengan standar yang ditetapkan yaitu satu kelas diisi oleh 32 siswa. Kedua guru layak mengajar 96,67% dari jumlah semua guru. Ketiga ruang kelas yang tersedia (113) dalam kondisi baik semua. Laweyan mempunyai kualitas pelayanan paling rendah dipengaruhi oleh jumlah siswa yang ditampung dalam satu kelas 35, tidak sesuai dengan standar dan rasio murid terhadap guru paling tinggi sehingga beban guru semakin tinggi. (3) kualitas output pendidikan SMA paling baik secara berurutan adalah Banjarsari, Jebres, Pasar Kliwon dan Serengan dengan total skor yang sama yaitu 15 dan terakhir Laweyan. Faktor yang mempengaruhi tingginya kualitas output pendidikan SMA Banjarsari adalah tingginya lulusan di Kecamatan ini yaitu mampu meluluskan 94% dari 2.577 peserta ujian. Rendahnya kualitas output pendidikan SMA di Laweyan disebabkan oleh rendahnya siswa yang mampu diluluskan, dari 1.744 peserta ujian hanya 1.328 siswa yang lulus atau 76%. (4) kualitas pendidikan SMA paling baik adalah pertama Banjarsari yang mempunyai daya serap dan kualitas output paling baik. Kelemahan pendidikan SMA di Banjarsari terletak pada kualitas pelayanan yang menempati peringkat keempat dari lima Kecamatan, hal ini dipengaruhi oleh banyaknya murid yang ditanggung pada tiap sekolah yaitu 603 siswa. RMS ikut berpengaruh terhadap rendahnya kualitas pelayanan Banjarsari, rata-rata setiap kelas ditempati 34 siswa, kelebihan 2 siswa dari standar yang ditetapkan. kedua Jebres, Wilayah ini mempunyai kelebihan pada kualitas pelayanan dan peringkat kedua pada daya serap dan kualitas output. Ketiga Serengan, mempunyai kelebihan pada kualitas pelayanan, peringkat paling baik sama dengan jebres. Kelemahan terdapat pada daya serap dan kualitas output peringkat keempat. keempat Laweyan dan Pasar Kliwon yang mempunyai kualitas pendidikan SMA sama, Laweyan mempunyai kelebihan pada daya serap karena mempunyai SMA paling banyak kedua setelah Banjarsari. Kelemahannya ada pada kualitas pelayanan dan kualitas output. Pasar Kliwon mempunyai kelebihan pada kualitas pelayanan peringkat kedua, dan mempunyai kelemahan pada daya serap, paling rendah dari lima Kecamatan. (5) telah dibuat Sistem Informasi Geografis berbasis web yang menyajikan berbagai informasi pendidikan diantaranya profil SMA di Surakarta, laporan kualitas indikator pendidikan, dan persebaran gedung SMA secara spatial. Sistem ini bersifat dinamis sehingga memungkinkan pengguna untuk merubah, menambah dan menghapus data tanpa melakukan pembuatan ulang sistem.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Daya Serap, Kualitas Pelayanan, Kualitas Output, kualitas pendidikan, SIG web |
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > G Geography (General) G Geography. Anthropology. Recreation > GA Mathematical geography. Cartography > GA2 Area Mapping E Education > Education (General) |
Divisions: | Fakultas Geografi > Geografi Fakultas Geografi > Geografi Fakultas Geografi > Geografi |
Depositing User: | Mr. Edy Suparno |
Date Deposited: | 01 Feb 2011 09:02 |
Last Modified: | 28 Oct 2024 03:09 |
URI: | http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/10159 |
Actions (login required)
View Item |