HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA REMAJA PASCA PUTUS CINTA

PUJIYATI , PUJIYATI (2010) HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA REMAJA PASCA PUTUS CINTA. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[img]
Preview
PDF
F100050229.pdf

Download (111kB)
[img] PDF
F100050229.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (516kB)

Abstract

Pikiran dan perasaan seseorang yang belum dewasa ketika pacaran menjadi tidak stabil dan seringkali menimbulkan stres ketika diperhadapkan dengan masalah-masalah yang ada. Jika remaja gagal dalam menjalin hubungan, tidak jarang mereka menjadi frustasi dan marah. Namun bagi seorang remaja yang mempunyai penerimaan diri positif, putus cinta dapat dianggap sebagai suatu pengalaman berharga, sehingga emosi pun akan terkendali dengan baik. Salah satu faktor yang mempengaruhi kestabilan emosi adalah penerimaan diri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara penerimaan diri dengan kestabilan emosi pada remaja pasca putus cinta, mengetahui peran penerimaan diri terhadap kestabilan emosi pada remaja pasca putus cinta, dan mengetahui tingkat penerimaan diri dan kestabilan emosi pada remaja pasca putus cinta. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara penerimaan diri dengan kestabilan emosi pada remaja pasca putus cinta. Subjek dalam penelitian adalah siswa-siswi kelas XI SMAN Jumapolo yang terdiri dari 7 kelas yaitu 3 kelas IPA dan 4 kelas IPS. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tehnik pengambilan sampel secara purposive. Metode pengambilan data dengan menggunakan skala penerimaan diri dan skala kestabilan emosi, yang kemudian di analisis dengan analisis Product Moment dari Pearson. Hasil analisis diperoleh nilai koefisien r=0,432 dengan taraf signifikansi p=0,000 (p<0,050 atau p<0,010), hal ini menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan antara penerimaan diri dengan kestabilan emosi. Subjek dalam penelitian ini mempunyai penerimaan diri yang tergolong tinggi dan ini ditunjukkan dari rerata empirik sebesar 174,000 dan rerata hipotetik sebesar 142,5. Sedangkan variabel kestabilan emosi diperoleh dari rerata empirik sebesar 116,060 dan rerata hipotetik sebesar 95, yang berarti bahwa kestabilan emosi pada remaja pasca putus cinta juga tergolong tinggi. Dilihat dari koefisien determinan atau sumbangan efektif yang diberikan penerimaan diri terhadap kestabilan emosi dalam penelitian ini sebesar 18,7 %, yang ditunjukkan oleh nilai koefisien determinan ( ) sebesar 0,187. Hal ini membuktikan bahwa penerimaan diri merupakan salah satu faktor yang cukup penting yang turut mempengaruhi kestabilan emosi pada remaja pasca putus cinta. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang signifikan antara penerimaan diri dengan kestabilan emosi pada remaja pasca putus cinta. Subjek dalam penelitian ini mempunyai penerimaan diri dan kestabilan emosi yang tergolong tinggi. Sumbangan efektif yang diberikan penerimaan diri terhadap kestabilan emosi dalam penelitian ini sebesar 18,7 %, hal ini membuktikan bahwa meskipun hanya mempunyai pengaruh yang sedikit tetapi penerimaan diri merupakan salah satu faktor yang cukup penting yang turut mempengaruhi kestabilan emosi pada remaja pasca putus cinta.

Item Type: Karya ilmiah (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: kestabilan emosi, remaja putus cinta
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Fakultas Psikologi > Psikologi
Depositing User: Musyarofah Siti
Date Deposited: 09 Jul 2010 08:32
Last Modified: 14 Nov 2010 21:13
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/8095

Actions (login required)

View Item View Item