AKAL DAN WAHYU MENURUT HARUN NASUTION DAN M. QURAISH SHIHAB (STUDI PERBANDINGAN)

HIKMAWAN, ARHAM (2009) AKAL DAN WAHYU MENURUT HARUN NASUTION DAN M. QURAISH SHIHAB (STUDI PERBANDINGAN). Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[img]
Preview
PDF
H000040021.pdf

Download (148kB)
[img] PDF
H000040021.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (553kB)

Abstract

Akal dan wahyu merupakan sebuah tema yang akan selalu hangat untuk diperbincangkan. Salah satu alasan adalah karena akal dan wahyu merupakan satu bahasan teologi Islam yang tak pernah lepas dari polemik. Penggunaan akal yang lebih dominan dari wahyu akan menghasilkan pemikiran yang cenderung liberal sedangkan pemikiran yang mengesampingkan akal akan cenderung tekstual dan tradisional. Aliran lain yang memilih jalan di antaranya yakni keselarasan penggunaan akal dan wahyu sehingga melahirkan corak pemikiran yang lebih moderat. Di Indonesia pelopor pemikiran liberal salah satunya adalah Harun Nasution. Quraish Shihab adalah tokoh ahli tafsir yang mudah diterima oleh banyak kalangan. Karena pola pemikirannya yang moderat, kemudian membuat Quraish Shihab mudah diterima di masyarakat yang majemuk. Dengan melakukan analisa perbandingan (deskriptif-komparatif) di antara pemikiran kedua tokoh ini, maka perbedaan dan persamaannya akan dapat diketahui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pemikiran Harun Nasution dan Quraish Shihab mengenai akal dan wahyu serta hubungan di antara keduanya. Sedangkan manfaat secara teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah khazanah keilmuan tentang akal dan wahyu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tambahan atau pembanding bagi peneliti lain dengan masalah sejenis. Secara praktis adalah kontribusi terhadap pemikiran Islam serta menghadirkan Islam secara lebih komprehensif, membuka wawasan peneliti mengenai konsep akal dan wahyu menurut kedua tokoh. Pendekatan yang digunakan adalah historis dan filosofis. Hasil dari penelitian ini adalah adanya persamaan dan perbedaan diantara pemikiran kedua tokoh tentang akal dan wahyu. Harun Nasution dan Q. Shihab, keduanya sama-sama mempercayai bahwa kebenaran mutlak datangnya hanya dari wahyu. Akal manusia memiliki potensi yang luar biasa jika digunakan dengan sebaik-baiknya, namun ia juga memiliki kecenderungan sehingga dapat membawa kepada jalan yang sesat. Selain itu, kedua tokoh sama-sama menitikberatkan kepada fungsi moral dari wahyu terhadap kehidupan manusia, wahyu membawa nilai-nilai kebaikan bagi umat manusia dalam mengarungi kehidupan. Perbedaan antara keduanya terletak pada kapasitas dalam memberikan wilayah terhadap akal dan wahyu. Harun Nasution cenderung lebih memberikan porsi yang lebih besar terhadap penggunaan akal dari pada wahyu dalam memformulasikan pendapat-pendapatnya. Quraish Shihab yang lebih dikenal sebagai sosok yang moderat, hal tersebut dikarenakan bayak pendapat-pendapat beliau mengutamakan keselarasan antara akal dan syar’a (wahyu). Dengan mengetahui perbedaan dan persamaan kedua tokoh ini bukan untuk menentukan mana yang lebih baik, melainkan untuk menghasilkan sebuah pemikiran yang lebih komprehensif, sehingga dapat digunakan untuk mengatasi berbagai masalah pertentangan umat.

Item Type: Karya ilmiah (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Quraish Shihab, Harun Nasution, akal, wahyu
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BP Islam. Bahaism. Theosophy, etc
Divisions: Fakultas Agama Islam > Ushuluddin
Depositing User: Mrs Esti Handayani
Date Deposited: 24 Feb 2010 07:32
Last Modified: 03 Jan 2012 10:40
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/6508

Actions (login required)

View Item View Item