STUDI TENTANG MANAJEMEN PROGRAM PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

KHARISMAWATI, DEVITHA (2009) STUDI TENTANG MANAJEMEN PROGRAM PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI. Diploma thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[img] PDF
J300060010.PDF

Download (35kB)
[img] PDF
J300060010.PDF
Restricted to Repository staff only

Download (353kB)

Abstract

Masalah gizi di Indonesia masih di dominasi oleh masalah obesitas, anemia zat gizi, kurang energi protein (KEP), kurang vitamin A dan gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui manajemen program pemantauan garam beryodium di Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali. Pemantauan garam beryodium adalah kegiatan yang di lakukan secara berkala, bulanan, dua bulanan / tiga bulanan bertujuan untuk memperoleh cakupan konsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat di masyarakat. Pelaksanaaan program pemantauan garam beryodium di Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali di mulai dengan menentukan SD yang di pilih sebagai sampel, pemilihan SD di utamakan daerah yang konsumsi garam beryodiumnya kurang tetapi pada akhirnya semua SD di desa tersebut akan memperoleh kegiatan (pemantauan) secara merata. Setelah menentukan SD pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali akan berkoordinasi dengan Puskesmas (Gizi) untuk melakukan pemantauan garam beryodium. Setelah hasil dapat di ketahui maka Puskesmas memberikan laporan kepada Dinas Kesehatan, dari data yang di kirim apabila cakupan konsumsi garam beryodium masih kurang maka Puskesmas segera menindaklanjuti dengan cara penyuluhan di desa yang bersangkutan. Penelitian ini di lakukan dengan metode wawancara dan hasil dari penelitian ini adalah dana yang digunakan berasal dari dana Jamkesmas, data yang diperlukan meliputi Merk dagang, no register, lokasi pembelian, bentuk garam, hasil uji, kegiatan pemantauan garam yang di lakukan selama ini berdasarkan SK Pemerintah, sarana yang di gunakan adalah iodine test, garam dan form penilaian, SDM yang terlibat yaitu Kepala Seksi Gizi, Staf Gizi DKK Boyolali, Gizi Puskesmas dan masyarakat. Cakupan konsumsi garam beryodium tahun 2008 adalah 60%. Tindak lanjut di lakukan dengan penyuluhan, umpan balik dilakukan dengan melihat hasil rekapan pemantauan garam. Faktor Penghambat diantaranya program software garam yang terkadang rusak, maraknya penjualan garam tidak beryodium dan pengetahuan masyarakat yang masih kurang. Faktor Pendukung diantaranya mudahnya komunikasi antar pihak terkait. Kesimpulan dari penelitian ini, pada dasarnya kegiatan pemantauan garam yang di lakukan di Dinas Kesehatan Boyolali cukup baik tetapi akan lebih baik lagi jika Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali ikut aktif atau ikut terjun langsung dalam program kegiatan pemantauan garam beryodium di wilayah Boyolali.

Item Type: Karya ilmiah (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Garam Beryodium
Subjects: R Medicine > RZ Other systems of medicine
Divisions: Fakultas Ilmu Kesehatan > Gizi D3
Depositing User: Musyarofah Siti
Date Deposited: 02 Feb 2010 08:27
Last Modified: 06 Jan 2012 05:46
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/5918

Actions (login required)

View Item View Item