PENDIDIKAN KADER IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH (Studi Kasus di IMM Komisariat Muhammad Abduh Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Periode 2007-2008)

SURATMAN, SURATMAN (2009) PENDIDIKAN KADER IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH (Studi Kasus di IMM Komisariat Muhammad Abduh Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta Periode 2007-2008). Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[img]
Preview
PDF
G000030002.pdf

Download (44kB)
[img] PDF
G000030002.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (372kB)

Abstract

Pendidikan kader adalah suatu upaya yang dilakukan oleh sebuah organisasi untuk memperkuat kadernya, dalam rangka revitalisasi kader yang dimilikinya, yang diharapkan nantinya mampu meneruskan jalannya roda organisasi dalam mencapai suatu tujuan. Pendidikan kader sangatlah penting bagi sebuah organisasi, karena dengan adanya pendidikan kader maka sebuah organisasi tidak akan kesulitan mencari orang yang mengembangkan organisasi tersebut. Oleh karena itu, bagaimana model pendidikan kader dilihat dari materi dan metode yang diterapkan di IMM Kom. Muh. Abduh FAI-UMS dan apa faktor pendukung dan penghambatnya? Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui model pendidikan kader yang diterapkan di IMM Kom. Muh. Abduh FAI-UMS serta faktor pendukung dan penghambatnya. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah bahan masukan bagi pimpinan komisariat untuk kemajuan IMM Kom. Muh. Abduh FAI-UMS serta bahan pertimbangan untuk IMM Kom. Muh. Abduh FAI-UMS dalam menciptakan kader yang mempunyai kemampuan intelektual yang memadai, humanis, dan religius. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan mengambil sampel alumni, pimpinan maupun anggota pimpinan IMM Kom. Muh. Abduh FAI-UMS. Untuk pengumpulan data menggunakan metode interview, observasi, dan dokumentasi, sedangkan analisis data menggunakan deskriptif kualitatif dengan metode berfikir induktif dan deduktif. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pendidikan kader yang ada di IMM Kom. Muh. Abduh FAI-UMS adalah pendidikan kader formal dan non-formal. Pendidikan kader formal Seperti DAD, LID, dan DIKSUSWATIDA. Sedangkan yang non-formal, seperti MASTA dan Pejuang Muda. Materi pendidikan kader formal DAD adalah Al-Islam, Ke-Muhammadiyahan, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Filsafat ilmu, dan Profil kader. Dalam LID materi yang diterapkan adalah ke-Muhammadiyahan, keimanan, manajemen umum, sistem perkaderan, administrasi, dan manajemen pelatihan, metodologi perubahan sosial, filsafat manusia, filsafat agama, filsafat pendidikan, psikologi, analisa pendekatan sistem, manajemen kelas, dinamika kelompok, keinstrukturan, pola belajar orang dewasa, monitoring evaluasi, pengenalan potensi diri, kebijakan pendidikan nasional, dan muatan lokal. Materi yang diterapkan dalam DIKSUSWATIDA adalah Ke-Immawatian, gerakan wanita dalam dunia Islam, Ke-Aisyiahan, sejarah Immawati, dan Immawati menatap masa depan. Sedangkan dalam pendidikan kader non formal MASTA di IMM Kom. Muh. Abduh FAI-UMS, materi yang diterapkan adalah Al-Islam, pergerakan mahasiswa, Ke-Muhammadiyahan, IMM dan Organisasi. Materi yang diterapkan dalam pejuag muda adalah filsafat (klasik, ilmu, modern), teori sosial klasik (Karl Mark, Emile Durkheim, Marx Weber), Ushul fiqh, teori intelektual (Julian Benda, Antonio Gramesci, Ali Syariati), dan membangun gerakan IMM Kom. Muh. Abduh FAI-UMS. Metode yang digunakan baik dalam pendidikan kader formal maupun non formal, sama-sama menggunakan metode HAL (Half Adult Learning), FGD (Focus Group Discussion), Membaca Tematik dan Brainstorming. Adapun faktor pendukungnya, yaitu 1) motivasi dari alumni IMM Kom Muh. Abduh FAI-UMS terhadap pimpinan yang begitu kuat, 2) program kerja bidang kader yang mampu memotivasi kader untuk mengikuti kegiatan IMM, 3) minat berorganisasi yang begitu besar dari mahasiswa, 4) keberadaan IMM sebagai proses perkaderan Muhammadiyah, 5) sarana-prasarana yang bisa dijadikan pendukung dalam perkuliahan, dan 6) pencintraan IMM yang begitu kuat, serta kantor dan sumber dana yag sudah disediakan Universitas. Sedangkan faktor penghambatnya, yaitu 1) kurangnya kerjasama antar pimpinan, 2) kontinuitas program kerja yang kurang berjalan, 33) persepsi yang berbeda-beda mengenai IMM, 4) aneka ragam motivasi atau latar belakang perkaderan, dan 5) kurangnya komunikasi pimpinan dengan kader.

Item Type: Karya ilmiah (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: pendidikan, kader, IMM
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Agama Islam > Pendidikan Agama Islam (PAI)
Depositing User: Ari Fatmawati
Date Deposited: 26 Jun 2009 08:07
Last Modified: 14 Jun 2011 05:32
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/3218

Actions (login required)

View Item View Item