ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MODEL ALTMAN PADA SEKTOR PARMACEUTICALS DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2002–2006

WIDYANINGSIH, KOESTINI (2009) ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN MODEL ALTMAN PADA SEKTOR PARMACEUTICALS DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2002–2006. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[img] PDF
B100050177.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (513kB)
[img]
Preview
PDF
B100050177.pdf

Download (279kB)
[img] Microsoft Word
B100050177.doc

Download (129kB)

Abstract

Analisis kebangkrutan dilakukan untuk memperoleh peringatan awal kebangkrutan (tanda-tanda awal kebangkrutan). Semakin awal tanda-tanda kebangkrutan tersebut, semakin baik bagi pihak manajemen karena pihak manajemen bisa melakukan perbaikan-perbaikan. Pihak kreditur dan juga pihak pemegang saham bisa melakukan persiapan-persiapan untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang buruk. Tanda-tanda kebangkrutan tersebut dalam hal ini dapat dilihat dengan menggunakan data-data akuntansi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan pada sektor Parmaceuticals di Bursa Efek Indonesia periode 2002-2006 berpotensi untuk bangkrut. Sampel yang digunakan 10 perusahaan pharmaceuticals yang ada di Bursa Efek Indonesia, teknik pengambilan sampelnya dengan purposive sampling. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data laporan keuangan perusahaan sektor Parmaceuticals di Bursa Efek Indonesia tahun 2002-2006 pada Indonesian Capital Market Directory. Alat analisis data yang digunakan yaitu dengan analisis discriminant dari Altman dengan persamaan: Zscore = 6,56 X1 + 3,62 X2 + 6,72 X3 + 1,05 X4. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis deskriminan menurut Altman, maka dapat disimpulkan bahwa dari ke 10 perusahaan pharmaceutical terdapat perbedaan posisi dari berpotensi bangkrut, grey area, dan tidak berpotensi bangkrut, yaitu: (1) Terdapat satu perusahaan dalam posisi berpotensi bangkrut, yaitu: PT. Sehering Plough Ind. Tbk., hal ini kemungkinan besar diakibatkan oleh rendahnya modal kerja yang dimiliki dan menurunnya kinerja keuangan perusahaan, di samping itu perusahaan pada akhir pengamatan kurang mampu untuk mengatasi keadaan ini sehingga perusahaan mengalami penurunan kinerjanya pada akhir tahun analisis; (2) Terdapat tiga perusahaan dalam keadaan posisi grey area, dilihat dari rata-rata nilai Z-Score yang mempunyai posisi grey area, antara lain: PT. Bristol-Myers Squibb Ind. Tbk, PT. Darya-Varia Laborat. Tbk, dan PT. Kalbe Farma Tbk.. Perusahaan sektor pharmaceutical yang berada pada posisi diantara bangkrut dan tidak bangkrut (grey area) tersebut disebabkan karena kinerja keuangan perusahaan ada yang kurang baik dan sudah baik; (3) Terdapat enam perusahaan yang tidak mengalami kebangkrutan, antara lain: PT Dankos Laboratories Tbk, PT. Indofarma Tbk., PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, PT. Merck Indonesia Tbk., PT. Pyridam farma Tbk., dan PT. Tempo Scan Pacific Tbk. Perusahaan sektor pharmaceutical yang tidak mengalami kebangkrutan tersebut disebabkan karena kinerja keuangan perusahaan sudah baik sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan.

Item Type: Karya ilmiah (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Kata kunci: Tingkat Kebangkrutan, Parmaceuticals, Analisys discriminant.
Subjects: H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
Divisions: Fakultas Ekonomi dan Bisnis > Manajemen
Depositing User: Mr. Edy Suparno
Date Deposited: 23 Jun 2009 05:54
Last Modified: 16 Nov 2010 18:00
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/3056

Actions (login required)

View Item View Item