Studi Komparatif Antara Hukum Islam Dan Hukum Positif Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974 Tentang Batas Ketaatan Isteri Terhadap Suami

Hasbi, Muhammad and , Drs. Syarafuddin Hz, M.Ag. and , Dr. Imron Rosyadi M.Ag (2013) Studi Komparatif Antara Hukum Islam Dan Hukum Positif Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974 Tentang Batas Ketaatan Isteri Terhadap Suami. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[img]
Preview
PDF (Naskah Publikasi)
9RR._NASKAH_PUBLIKASI.pdf

Download (488kB)
[img]
Preview
PDF (Halaman Depan)
2._HALAMAN_DEPAN.pdf

Download (578kB)
[img]
Preview
PDF (Bab I)
3._BAB_1.pdf

Download (324kB)
[img] PDF (Bab II)
4._BAB_2.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (573kB)
[img] PDF (Bab III)
5._BAB_3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (327kB)
[img] PDF (Bab IV)
6._BAB_4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (188kB)
[img] PDF (Bab V)
7._BAB_5.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (129kB)
[img]
Preview
PDF (Daftar Pustaka)
8._DAFTAR_PUSTAKA.pdf

Download (165kB)
[img] PDF (Lampiran)
9._LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (157kB)

Abstract

Syariat Islam adalah sistem aturan yang sempurna dan komprehensif yang mengatur segla aspek kehidupan manusia termasuk didalamnya masalah perkawinan (Munakahat) yang menjadi sendi dasar dari tegaknya susunan masyarakat yang diikat dengan ikatan yang kokoh dan suci (mitsaqon golidhon), yang dengan itu menjadi halal untuk bersenang-senang dan mempersatukan dua insan yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan untuk membina keluarga Sakinah mawaddah dan rohmah. Demi tegaknya keluarga yang bahagia sakinah dan rahmah Islam telah mengatur tentang hak-hak dan kewajiban bersama yang ditimbulkan karena adanya ikatan perkawinan tersebut, seperti halalnya bergaul (bermesraan) antara suami isteri, terjadi hubungan mahrom semenda, saling waris mewarisi antara suami isteri. Disamping itu ada kewajiban yang spesifik dibebankan kepada suami yang akan menjadi hak yang harus didapatkan oleh si isteri seperti, suami harus memberi mahar, memberi nafkah keluarga serta memberi perlindungan kepada keluarga, mendidik isteri. Disisi lain isteripun mempunyai kewajiban yang harus dia laksanakan semaksimal mungkin, yang akan menjadi hak bagi suami misalnya, tidak boleh menolak ajakan suami ketempat tidur, tidak memasukkan orang lain ke dalam rumah disaat suami tidak ada serta wajib taat dan patuh kepada suami sepanjang tidak mengandung unsur maksiat dan dosa kepada Allah Swt. Hal inilah yang menjadi pembatas ketaatan isteri terhadap suami dalam pandangan hukum Islam. Sementara batas ketaatan isteri terhadap suami di dalam Undang-undang Perkawinan No.1 tahun 1974 lebih bersifat umum dan tidak mengatur yang bersifat praktis baik masalah kehidupan keluarga, pemenuhan kebutuhan hidup maupun dalam hal kasih sayang, namun kedua hukum tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk mewujudkan keluarga yang bahagia, akan tetapi syariat Allah tentu lebih menjamin terwujudnya keluarega yang sakinah mawadah dan rohmah..

Item Type: Thesis (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: syariat, munakahad, mahrom, mitsaqon golidan
Subjects: B Philosophy (General); Religion > BA Islam
B Philosophy (General); Religion > BP Bahaism. Theosophy, etc
H Social Sciences > HQ The family. Marriage. Woman
Divisions: Fakultas Agama Islam > Hukum Ekonomi Syariah (HES)
Depositing User: Ari Fatmawati
Date Deposited: 03 Feb 2014 07:59
Last Modified: 02 Dec 2022 03:13
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/27534

Actions (login required)

View Item View Item