Strategi Pengembangan Dakwah Kh. Ahmad Dahlan Di Yogyakarta Dan Tgh. Muhammad Zainuddin Abdul Majid Di Lombok (Studi Komparasi)

WADI, HUSNAN (2012) Strategi Pengembangan Dakwah Kh. Ahmad Dahlan Di Yogyakarta Dan Tgh. Muhammad Zainuddin Abdul Majid Di Lombok (Studi Komparasi). Thesis thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[img]
Preview
PDF (Halaman Depan)
HALAMAN_DEPAN.pdf

Download (904kB)
[img]
Preview
PDF (Bab1)
BAB_I.pdf

Download (476kB)
[img] PDF (Bab 2)
BAB_II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (292kB)
[img] PDF (bab 3)
BAB_III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (465kB)
[img] PDF (Bab 4)
BAB_IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (695kB)
[img] PDF (bab 5)
BAB_V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (199kB)
[img]
Preview
PDF (Daftar Pustaka)
DAFTAR_PUSTAKA.pdf

Download (243kB)
[img]
Preview
PDF (Naskah Publikasi)
RINGKASAN_TESIS_UNTUK_JURNAL.pdf

Download (617kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan strategi pengembangan dakwah KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta dan TGH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid di Lombok. Jenis Penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan kajian pustaka. Berdasarkan hasil penelusuran buku-buku yang ada, dapat diketahui bahwa strategi pengembangan dakwah yang dilakukan oleh kedua tokoh ini menggunakan pendekatan kultural, yaitu sama-sama konsen di bidang sosial dan pendidikan. Untuk memperkuat dan memperlancarkan jalannya dakwah keduanya mendirikan organisasi kemasyarakatan. Namun TGH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid, selain menggunakan pendekatan kultural, ia juga menggunakan pendekatan struktural yaitu masuk partai politik. Secara prinsip kedua tokoh tersebut memiliki persamaan ideologi yaitu di samping al-qur’an dan hadist, keduanya mengacuh pada aqidah Ahlus Sunnah Wa Al-Jamaah dan Mazhab Imam Syafi’i dalam bidang fiqih.. Namun meskipun sama-sama menganut faham Ahlus Sunnah Wa Al-Jamaah, kedua tokoh ini memiliki perbedaan dalam penerapannya, KH. Ahmad Dahlan tidak menciptakan suatu tradisi di kalangan Muhammadiyah, sementara TGH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid melalui organisasi NW mengembangkan tarekat hizib NW dan mempraktikkan ajaran sufi yang menekankan loyalitas dan ketaatan kepada tuan guru. Dalam pengambilan hukum, kedua tokoh ini memiliki perbedaan. KH. Ahmad Dahlan memakai sumber pokok al-qur’an dan hadist ditambah dengan hasil kupasan dari kitab-kitab yang telah dibaca, kemudian diperbandingkan dan diambillah hukum yang paling sesuai dengan al-qur’an dan hadist. Dan ia tidak fanatik terhadap satu Mazhab, sedangkan TGH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid secara tegas menganut Mazhab Imam Syafi’i. Secara teologi, KH. Ahmad Dahlan kembali pada pendapat para ulama salaf dan dia tidak suka berpikir secara mendalam tentang hal itu. Pemikirannya memang banyak menunjukkan segi paraktis dari agama. Sedangkan TGH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid, teologinya mengacu pada teologi al-Asy’ari dan al-Maturidi, namun tidak semua apa yang telah dirumuskan oleh Asy’ari dan al-Maturidi, diambil oleh TGH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid, ia hanya mengambil beberapa saja dari pemikiran kedua teologi di atas yaitu paham tentang wahyu, sifat-aifat Allah dan tentang perbuatan manusia. Kata

Item Type: Karya ilmiah (Thesis)
Uncontrolled Keywords: Strategi Pengembangan Dakwah
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
Divisions: Fakultas Pasca Sarjana > Magister Pemikiran Islam
Depositing User: Sapta Pujianta, S.I.Pust
Date Deposited: 22 Oct 2012 10:21
Last Modified: 22 Oct 2012 10:44
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/20792

Actions (login required)

View Item View Item