KEBERMAKNAAN HIDUP KORBAN GEMPA (27 MEI 2006) DI KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

JIWA MULIA, SYAHIDDAH (2007) KEBERMAKNAAN HIDUP KORBAN GEMPA (27 MEI 2006) DI KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN. Diploma thesis, universitas muhammadiyah Surakarta.

[img]
Preview
PDF (haldepan)
HALAMAN_DEPAN.pdf

Download (24kB)
[img]
Preview
PDF (bap1)
BAB_I.pdf

Download (24kB)
[img] PDF (bap2)
BAB_II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (36kB)
[img] PDF (bap3)
BAB_III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (19kB)
[img] PDF (bap4)
BAB_IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (155kB)
[img] PDF (bap5)
BAB_V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (10kB)
[img]
Preview
PDF (daftarpustaka)
DAFTAR_PUSTAKA.pdf

Download (9kB)
[img] PDF (lampiran)
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (378kB)

Abstract

Ribuan korban gempa DIY dan Jawa Tengah kehilangan tempat tinggal pasca gempa 27 Mei 2006 lalu. Korban telah jatuh, baik yang cedera maupun yang meninggal. Secara psikososial bisa diperkirakan akan ada ribuan insan yang bereaksi terhadap pengalaman traumatik dengan menampilkan gejala ketakutan, keputusasaan, ketakberdayaan, dan perilaku menghindar terhadap peristiwa traumatik. Kehidupan pasca gempa cukup berat untuk dijalani para korban gempa, apalagi bagi mereka yang kehilangan harta maupun keluarga. Mereka harus membangun dan memulai kehidupan dari awal. Mereka harus beradaptasi kehidupan mereka yang baru. Untuk tetap bertahan hidup, korban gempa harus memaknai apa arti hidup bagi dirinya. Mereka yang ingin hidupnya bermakna, maka akan dengan antusias membangun harapan sebagai dasar kehidupan masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan memberikan gambaran mengenai dinamika kebermaknaan hidup pada korban gempa. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari empat orang, dua laki-laki dan dua perempuan yang tinggal di desa Kadilanggon, dengan karakteristik sebagai berikut: 1) berusia di atas 20 tahun, 2) menikah dan belum menikah, 3) kehilangan harta atau keluarga. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, oleh karena itu dalam pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisa data, maka diperoleh kesimpulan bahwa saat terjadi gempa, respon semua subjek cenderung sama, yaitu merasa takut, bingung, dan sedih. Subjek mengalami trauma, mereka takut kalau terjadi gempa seperti itu lagi. Korban gempa melihat kejadian tersebut sebagai ujian dan peringatan dari Allah agar mereka memperbaiki diri. Setelah gempa, korban gempa berusaha menambah dan memperbaiki ibadahnya. Kehilangan harta dan keluarga tidak membuat korban gempa berlarut-larut dalam kesedihan, subjek berusaha bangkit dan meneruskan kembali hidupnya demi keluarga dan untuk mencapai tujuantujuan hidupnya. Kebersamaan dengan keluarga maupun dengan masyarakat membuat korban gempa menjadi lebih mudah dalam menjalani kehidupan mereka setelah gempa. Saling memberikan bantuan dan dukungan dapat membantu korban gempa mengatasi kesulitan. Korban gempa melihat hikmah dibalik kejadian tersebut. Setelah gempa, korban gempa lebih bersyukur pada Allah. Korban gempa menerima apapun yang diberikan Allah pada dirinya sebagai wujud rasa syukur. Subjek yang sudah menikah menjadikan keluarga sebagai alasan mereka untuk meneruskan hidup. Sedangkan subjek yang belum menikah meneruskan hidup mereka untuk mencapai tujuan-tujuan hidup yang telah ditentukannya.

Item Type: Karya ilmiah (Diploma)
Uncontrolled Keywords: kebermaknaan hidup, gempa bumi
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > B Philosophy (General)
Divisions: Fakultas Psikologi > Psikologi
Depositing User: Mr. Edy Suparno
Date Deposited: 31 Oct 2011 10:35
Last Modified: 31 Oct 2011 10:44
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/15288

Actions (login required)

View Item View Item