ANALISIS GUGUS FUNGSI KIMIA DAN DEGRADASI PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM PADI YANG TERKONTAMINASI POLUTAN GARAM PARANGTRITIS

SABARI, SABARI (2007) ANALISIS GUGUS FUNGSI KIMIA DAN DEGRADASI PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM PADI YANG TERKONTAMINASI POLUTAN GARAM PARANGTRITIS. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[img] PDF
D400030081.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (13MB)

Abstract

Isolator adalah alat yang berfungsi sebagai isolasi dan pemegang mekanis dari perlengkapan atau penghantar yang dikenai beda potensial. Jika isolator gagal dalam kegunaannya memisahkan antara dua saluran maupun saluran dengan pentanahan maka penyaluran energi tersebut akan gagal atau tidak optimal. Pengaruh keadaan udara disekitarnya dan polutan yang menempel pada permukaan isolator yang menyebabkan permukaan isolator bersifat konduktif. Tugas Akhir ini mempelajari karakteristik bahan isolasi yang terbuat dari resin epoksi dengan metode pengujian dipercepat dengan mengamati pengaruh polutan Garam dan lama penyinaran ultraviolet terhadap gugus fungsi FTIR dan degradasi permukaan. Serta kontaminasi pada permukaan isolator yang akan menyebabkan kinerja isolator tidak dapat bekerja sesuai yang diharapkan. Tingkat kontaminasi dapat dinyatakan dengan Equivalent Salt Deposit Density (ESDD) yang menyatakan tingkat endapan garam/zat konduktif pada permukaan bahan uji. Sampel uji yang digunakan berbentuk persegi dengan ukuran 35 mm x 35 mm x 5 mm dengan bahan utama Bisphenol A dengan katalis Metaphenylene – Diamine (MPDA) dengan bahan pengisi (filler) berupa silicone rubber dan abu sekam padi yang komposisinya dibuat bervariasi antara 10% - 50% dari berat keseluruhan. Polutan yang dipakai untuk penelitian ini adalah polutan garam parangtritis Karakteristik FTIR yang terjadi untuk bahan uji yang mengalami perlakuan (UV 96 jam) dan di beri polutan buatan nampak lebih tinggi jika dibandingkan dengan bahan uji rujukan (UV 0 jam). Yang berarti bahwa kerapatan endapan garam yang menempel pada bahan uji tidak seragam. Hal ini terjadi karena penyemprotan yang dilakukan kurang merata. Ketidakseragaman endapan garam ini akan mempengaruhi kinerja bahan uji yang menyangkut kondisi permukaan. Pada gambar foto Mikrostruktur dengan perlakun dan tanpa perlakuan pada 10% menunjukkan perubahan yang jelas atau seknifikan bila dibanding yang 50%.Hal ini menunjukkan perubahan warna yang jelas dengan bahan pengisi 10% cukup jelas dibandingkan 20% atau prosentase bahan pengisi yang lebih sedikit dan pada 50% perubahan warna tidak terlalu jauh berbeda. Spesimen uji dengan pengisi RHA + SiR untuk 10%, 30% dan 40% secara garis besar tidak mengalami perubahan kimia yang berarti. Hampir semua frekwensi yang ada pada bahan rujukan terdapat pada bahan setelah penyinaran 96 jam UV dan terkontaminasi polutan. Dan untuk 20%dan 50% mengalami perubahan ada bilangan yang hilang, dan bertambah.

Item Type: Karya ilmiah (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: Isolator,Resin epoksi,ESDD, DGEBA, MPDA,FTIR
Subjects: T Technology > TK Electrical engineering. Electronics Nuclear engineering
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Elektro
Depositing User: Users 10 not found.
Date Deposited: 20 May 2009 07:36
Last Modified: 17 Nov 2010 06:05
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/1422

Actions (login required)

View Item View Item