DEIKSIS PERSONA DAN SOSIAL DALAM SERIAL ABU NAWAS SADURAN NUR SUTAN ISKANDAR

Tarmiyanti, Tarmiyanti (2008) DEIKSIS PERSONA DAN SOSIAL DALAM SERIAL ABU NAWAS SADURAN NUR SUTAN ISKANDAR. Skripsi thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

[img]
Preview
PDF
A310040006.pdf

Download (98kB)
[img] PDF
A310040006.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (373kB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan distribusi deiksis persona dan sosial dalam serial Abu Nawas saduran Nur Sutan Iskandar. Objek data penelitian adalah deiksis persona dan sosial dalam data bentuk bahasa yang terdapat dalam serial Abu Nawas dengan sumber data serial Abu Nawas saduran N. St. Iskandar. Analisis data menggunakan metode padan dan agih. Hasil penelitian menunjukkan deiksis persona yang dominan dalam bentuk kata seperti aku, daku, hamba, saya, patik , diriku, –ku, ku-, engkau, kamu, dikau, kau, kau-, dirimu, -mu, adinda, kakanda, dia, ia, beliau, dirinya, -nya, baginda, mereka; bentuk frasa meliputi patik tuanku, hamba syah alam, hamba tuanku, patik syah alam, diri patik, patik sendiri, patik sekalian, kami sekalian, patik Tuanku sekalian, Tuanku Syah Alam, Syah Alam, Tuan hamba, duli Yang Dipertuan, Yang Dipertuan, hamba Allah, kamu sekalian, olehmu sekalian, hambaku sekalian, sekalian mereka; bentuk klausa meliputi patik yang miskin lagi daif, patik yang hina papa, patik ini orang negeri Kopah, hamba yang hina, patik yang hina, raja yang adil itu. Selain itu juga bentuk konstruksi verbal di- yang dirangkai dengan bentuk pronomina persona ketiga, seperti dibuangnya. Deiksis sosial yang dominan berupa bentuk kata seperti beliau, bunda, Adinda, Kakanda, Anakku, Ibuku, Saudaraku, Tuanku, raja, sultan, baginda, guru, penghulu, kami (pluralis majestatis), hamba, sabda, titah, sembah, meninggal, istri, suami, jenazah, berpulang, beliau, mati, rampas, penjara, laki, bini, upah, mayat, kuli, budak, dipecat; bentuk frasa seperti Tuanku, Syah Alam, Yang Dipertuan, Tuan Kadi, menteri raja, hamba sahaya, hamba raja, Waalaikum salam, Wallahu alam; bentuk klausa, seperti kembali ke rahmatullah. Fungsi deiksis persona, yakni 1) sebagai penunjuk kepunyaan, 2) sebagai perangkai preposisi, 3) menyatakan subjek tindakan/pelaku, 4) menyatakan objek tindakan/pelaku, 5) sebagai pluralis majestatis. Fungsi deiksis sosial 1) sebagai pembeda tingkat sosial seseorang; 2) menjaga sopan santun berbahasa; 3) menjaga sikap sosial kemasyarakatan. Distribusi deiksis terdiri atas dua macam yaitu deiksis endofora dan deiksis eksofora. Frekuensi kemunculan deiksis menunjukkan deiksis persona ketiga berupa bentuk –nya merupakan bentuk yang sering muncul dalam data.

Item Type: Karya ilmiah (Skripsi)
Uncontrolled Keywords: deiksis, honorifik, eufemisme, endofora, eksofora.
Subjects: P Language and Literature > PN Literature (General)
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Depositing User: Ari Fatmawati
Date Deposited: 22 Apr 2009 03:37
Last Modified: 31 Jan 2011 04:57
URI: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/1152

Actions (login required)

View Item View Item